“Kerusakan yang terjadi pada terumbu karang berdampak pada hilangnya habitat ikan sehingga dalam kurun waktu tertentu akan menyebabkan berkurangnya hasil tangkapan,” ujar Si Ida.
Sementara itu, Abdul Hafid mengatakan, adanya program PAAP dan KLA membuat perubahan positif, seperti masyarakat kini menegur dan menolak keberadaaan trawl yang masuk di wilayah perairan Maginti.
“Kami mendukung PAAP dan KLA karena adanya KLA dapat menjaga rumah ikan dan harapannya dapat membuat ikan bisa bertambah di perairan Maginti,” Abdul Hafid menambahkan.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Mubar, H. La Djono mengatakan, pihaknya mendukung perubahan positif yang muncul di masyarakat.
DKP berencana untuk mengadakan program penyadartahuan masyarakat pesisir, bantuan alat tangkap tradisional dan sarana pengawasan untuk menghadapi tantangan perikanan yang terjadi di masyarakat.
Untuk diketahui, saat ini telah terbentuk dua kelompok PAAP di Mubar. Kelompok PAAP ini yang bertanggungjawab dalam menyusun peraturan perikanan dan berkoordinasi dengan para kepala desa dalam implementasi PAAP.
Oleh karena itu, penting bagi para kepala desa yang wilayahnya masuk ke dalam kawasan PAAP untuk bisa saling bahu membahu mendukung program ini sesuai Peraturan Gubernur Nomor 36 tahun 2019 tentang PAAP pasal 3.
Penulis: Yeni Marinda
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post