<strong><a href="http://penasultra.id/" target="_blank" rel="noopener noreferrer" data-saferedirecturl="https://www.google.com/url?q=http://PENASULTRA.ID&source=gmail&ust=1616762128516000&usg=AFQjCNHDhQBE7jyIiMC-fVNDwHI8t6z3zw">PENASULTRA.ID</a>, KENDARI</strong> – Sebanyak 18 ton serabut kelapa di ekspor langsung ke Wheifang, China melalui Pelabuhan Kendari New Port Bungkutoko, Selasa 7 Juli 2020. Serabut yang di ekspor ini nantinya akan digunakan sebagai bahan pembuatan jok mobil dan matras atau <em>springbad</em>. Komoditas senilai Rp54 juta ini perdana diekspor oleh perusahaan PT. Weida Indocoir Prima yang pelepasannya dilakukan langsung oleh Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Ali Mazi. Ali Mazi mengaku sangat mendukung adanya ekspor produk asli dari Sultra. Sebab, adanya ekspor ini dapat meningkatkan ekonomi di Sultra. “Kami berharap, produksi serabut kelapa bisa mencapai Rp3 juta per bulannya. Hal itu untuk mendukung dan memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor ke luar negeri,” kata Ali Mazi. Sementara itu, Direktur PT. Weida Indocoir Prima, Irwan Ponto mengatakan, pengelolaan serabut kelapa itu berawal dari keresahannya yang melihat banyaknya serabut kelapa yang dibiarkan menjadi limbah atau di bakar percuma. <blockquote class="instagram-media" style="background: #FFF; border: 0; border-radius: 3px; box-shadow: 0 0 1px 0 rgba(0,0,0,0.5),0 1px 10px 0 rgba(0,0,0,0.15); margin: 1px; max-width: 540px; min-width: 326px; padding: 0; width: calc(100% - 2px);" data-instgrm-captioned="" data-instgrm-permalink="https://www.instagram.com/p/CS3Jfr1Jjna/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading" data-instgrm-version="13"> <div style="padding: 16px;"> <div style="display: flex; flex-direction: row; align-items: center;"> <div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 50%; flex-grow: 0; height: 40px; margin-right: 14px; width: 40px;"></div> <div style="display: flex; flex-direction: column; flex-grow: 1; justify-content: center;"> <div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; margin-bottom: 6px; width: 100px;"></div> <div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; width: 60px;"></div> </div> </div> <div style="padding: 19% 0;"></div> <div style="display: block; height: 50px; margin: 0 auto 12px; width: 50px;"></div> <div style="padding-top: 8px;"> <div style="color: #3897f0; font-family: Arial,sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 550; line-height: 18px;">View this post on Instagram</div> </div> <div style="padding: 12.5% 0;"></div> <div style="display: flex; flex-direction: row; margin-bottom: 14px; align-items: center;"> <div> <div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 50%; height: 12.5px; width: 12.5px; transform: translateX(0px) translateY(7px);"></div> <div style="background-color: #f4f4f4; height: 12.5px; transform: rotate(-45deg) translateX(3px) translateY(1px); width: 12.5px; flex-grow: 0; margin-right: 14px; margin-left: 2px;"></div> <div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 50%; height: 12.5px; width: 12.5px; transform: translateX(9px) translateY(-18px);"></div> </div> <div style="margin-left: 8px;"> <div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 50%; flex-grow: 0; height: 20px; width: 20px;"></div> <div style="width: 0; height: 0; border-top: 2px solid transparent; border-left: 6px solid #f4f4f4; border-bottom: 2px solid transparent; transform: translateX(16px) translateY(-4px) rotate(30deg);"></div> </div> <div style="margin-left: auto;"> <div style="width: 0px; border-top: 8px solid #F4F4F4; border-right: 8px solid transparent; transform: translateY(16px);"></div> <div style="background-color: #f4f4f4; flex-grow: 0; height: 12px; width: 16px; transform: translateY(-4px);"></div> <div style="width: 0; height: 0; border-top: 8px solid #F4F4F4; border-left: 8px solid transparent; transform: translateY(-4px) translateX(8px);"></div> </div> </div> <div style="display: flex; flex-direction: column; flex-grow: 1; justify-content: center; margin-bottom: 24px;"> <div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; margin-bottom: 6px; width: 224px;"></div> <div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; width: 144px;"></div> </div> <p style="color: #c9c8cd; font-family: Arial,sans-serif; font-size: 14px; line-height: 17px; margin-bottom: 0; margin-top: 8px; overflow: hidden; padding: 8px 0 7px; text-align: center; text-overflow: ellipsis; white-space: nowrap;"><a style="color: #c9c8cd; font-family: Arial,sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: 17px; text-decoration: none;" href="https://www.instagram.com/p/CS3Jfr1Jjna/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading" target="_blank" rel="noopener">A post shared by Penasultra.id (@penasultra.id)</a></p> </div></blockquote> <script async src="//www.instagram.com/embed.js"></script> Untuk itu, ia pun memutuskan untuk mengumpulkan seluruh serabut kepala dari sejumlah daerah di Sulawesi Tenggara (Sultra) seperti di daerah Kecamatan Kolono, Moramo, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) dan kabupaten Konawe Utara (Konut). “Ini kita kumpulkan dari pos-pos kita sendiri, yang kita beli dari masyarakat, dengan harga Rp5 ribu perkubik,” ujar Irwan Ponto. Dengan adanya ekspor perdana ini, ia berharap pemanfaatan serabut kelapa bisa meningkatkan ekonomi kreatif masyarakat. “Saya menargetkan akan melakukan ekspor serabut kelapa ke China dengan total minimal 2 kontainer perharinya,” jelas Irwan. Tak hanya serabut kelapa, pihaknya juga sedang mengembangkan produk lain berupa bubuk sabut kelapa (<em>cocopeat</em>) yang biasa digunakan sebagai pupuk kompos dalam media tanam. Ekspor serabut kelapa ini difasilitasi oleh Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Kendari. Kepala Karantina Pertanian Kendari, Prayatno Ginting mengatakan, ekspor komoditas serabut kelapa ini mendatangkan angin segar bagi ekspor non-migas Sultra. Prayatno menegaskan untuk memenuhi persyaratan ekspor dari negara tujuan serabut kelapa ini telah diperiksa dan dinyatakan bebas organisme pengganggu tumbuhan (OPT). “Pemeriksaan fisik dan administrasi juga dilakukan terhadap serabut kelapa ini. Tidak ada serangga spesifik yang dipersyaratkan negara tujuan, kita hanya menjaga komoditas harus bebas dari hama gudang <em>Necrobia rufipes</em> atau <em>Alphitobius spp</em>,” tutup Prayatno. <strong>Editor: Basisa</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/X5VOSX1CwBg
Discussion about this post