“Seperti di SMP 21 Kendari, jaringan tidak ada jadi pembelajaran daring tidak bisa dilakukan. Jumlah siswa juga menjadi alasan pemilihan sekolah, hasil verifikasi, jumlah siswa SMP 21 hanya 100 lebih, jadi ketika di bagi dua shift jumlah siswa setiap kelas itu 15-16 orang,” beber Makmur.
“Kalau di SMP Frater Kendari, dipilih karena jalur menuju sekolah tersebut tidak satu arah, sehingga tidak akan terjadi kerumunan ketika ada siswa yang masuk dan keluar dari sekolah tersebut,” tambahnya.
Rencananya, kata Makmur, proses pembelajaran tatap muka akan dilaksanakan diawal 2021, sesuai arahan Menteri Pendidikan RI.
“Atau bahkan bisa di percepat di bulan Desember 2020 ketika ulangan semester. Yang perlu di siapkan oleh sekolah adalah izin dari Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari serta izin orang tua siswa,” tutupnya.
Discussion about this post