Selain itu, Franky O. Widjaja, Chairman and CEO, Sinar Mas Agribusiness and Food menyatakan, pihaknya percaya bahwa masa depan industri kelapa sawit bergantung pada inovasi berkelanjutan dan kolaborasi erat antara berbagai pihak. Seperti pemerintah, pelaku usaha, lembaga swadaya masyarakat, akademisi, serta masyarakat.
“Kami telah berkomitmen untuk menerapkan praktik terbaik dalam pertanian berkelanjutan, serta melindungi keanekaragaman hayati dan ekosistem di sekitar kita,” ucapnya.
Franky berujar, konferensi ini sebagai momentum untuk memperkuat komitmen semua pemangku kepentingan terhadap keberlanjutan.
“Melalui diskusi dan kolaborasi selama ICOPE 2025, diyakini akan menghadirkan solusi nyata untuk menjadikan industri kelapa sawit sebagai bagian dari solusi global terhadap tantangan iklim dan lingkungan,” katanya.
Dewi Lestari Yani Rizki, Direktur Konservasi Yayasan WWF Indonesia juga mengatakan bahwa pihaknya meyakini industri kelapa sawit dapat bertransformasi menjadi bisnis sustainable kedepan untuk mendukung capaian Pemerintah Indonesia yaitu penurunan emisi karbon dan juga menyelamatkan keanekaragaman hayati.
“Untuk itu perlu keseriusan bagi industri kelapa sawit untuk menerapkan tata kelola menuju keberlanjutan agar bisa menjawab tantangan pasar global,” tutur Dewi.
Sementara itu, Jean-Marc Roda, Direktur Regional CIRAD menyoroti peran acara ini sebagai katalis perubahan dalam menghadapi tantangan yang mendesak.
Menurut Jean-Marc, ICOPE berupaya menjadi katalis perubahan. pihaknya percaya acara ini adalah tempat terbaik bagi para peneliti untuk berbagi data dan rekomendasi terkini untuk memandu evolusi sektor kelapa sawit.
“Kami sangat optimis terhadap perubahan yang telah kami capai sejauh ini dan percaya bahwa kolaborasi yang berkelanjutan, berdasarkan penelitian ilmiah terbaru, dapat terus menghasilkan evolusi yang diperlukan dalam industri kami,” pungkasnya.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post