PENASULTRA.ID, KENDARI – Guna menurunkan jumlah stunting di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra), BKKBN menggelar sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN PASTI) disalah satu hotel di Kota Kendari, Jumat 25 Maret 2022.
Deputi Bidang Pelatihan dan Pengembangan (Latbang) BKKBN Prof. M. Rizal Martua Damanik mengatakan, Sulawesi Tenggara (Sultra) sudah saatnya memberlakukan “siaga satu” dalam persoalan stunting.
Dimana, Sultra merupakan salah satu dari 12 provinsi prioritas yang memiliki prevalensi stunting tertinggi di tanah air. Berdasarkan Data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, lima wilayah di Sultra berstatus “merah” alias memiliki prevalensi stunting di atas 30 persen.
Kabupaten Buton Selatan (Busel) menjadi sebagai daerah “merah” terbesar di Sultra karena memiliki prevalensi stunting 45,2 persen.
“Artinya dari 100 balita yang ada di Busel, hampir 45 balita diantaranya tergolong stunting. Busel berada di posisi ke empat dengan prevalensi stunting tertinggi di tanah air dari 246 kabupaten/kota prioritas,” kata Prof. M. Rizal.
Bersama Busel, Buton Tengah (Buteng) Buton, Konawe Kepulauan (Konkep) dan Muna masuk dalam status merah dengan prevalensi stuntingnya di atas 30 persen. Busel, Buteng masuk dalam jajaran 10 daerah dengan prevalensi stunting terbesar di tanah air di antara 73 kabupaten/kota berstatus merah di 12 provinsi prioritas.
12 kabupaten dan kota yang berstatus “kuning” dengan prevalensi 20 hingga 30 persen, diurut terendah mencakup Konawe Utara, Kolaka Utara, Muna Barat, Konawe Selatan, Baubau, Bombana, Buton Utara, Kolaka, Konawe, Wakatobi, Kota Kendari dan Kolaka Timur. Bahkan, Konawe Utara, Kolaka Utara dan Muna Barat dengan prevalensi di antara 29 hingga 29,5 persen nyaris berkategori merah.
Page 1 of 3
Discussion about this post