PENASULTRA.ID, JAKARTA- Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo, menantang generasi muda Indonesia untuk lebih pandai alias cakap dalam memanfaatkan teknologi di era digital.
Tantangan itu sebagai bentuk perhatian pemerintah bagi kalangan generasi milenial, mahasiswa hingga para pemuda secara umum. Pemuda pun dituntut lebih jeli dalam melihat situasi sosial, hingga pemanfaatan transformasi digital secara mandiri dan bernilai ekonomi.
” Tantangan ke depan adalah bagaimana generasi muda bisa memaksimalkan penggunaan teknologi untuk meningkatkan produktivitas, dan juga melahirkan inovasi baru untuk memecahkan isu-isu sosial bagi kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Angela dalam rilis Kemenparekraf di Jakarta, Minggu 3 April 2022.
Angela menjelaskan, perhatian yang besar dari pemerintah telah diberikan terhadap perkembangan ekonomi digital di tanah air. Bahkan bapak Presiden RI Joko Widodo menyatakan bahwa kedaulatan dan kemandirian digital harus menjadi prinsip penting dalam transformasi digital.
Dikatakan, transformasi digital menjadi kunci ketahanan banyak usaha di Indonesia, utamanya saat Pandemi Covid-19. Menurutnya, potensi ekonomi digital di Tanah Air juga sangatlah besar, sehingga generasi muda Indonesia harus bisa memanfaatkan ini.
Untuk mewujudkan agenda transformasi digital Indonesia, lanjut Angela, Pemerintah telah menyusun Peta Jalan Indonesia Digital 2021-2024 untuk mempercepat dan meningkatkan pemanfaatan serta pengembangan teknologi.
“Masih banyak pekerjaan yang perlu kita lakukan untuk memperkuat ekosistem ekonomi digital bangsa kita. Mari, sebagai generasi muda penerus bangsa, terus tingkatkan wawasan, pengalaman dan networking, dan suatu saat bersama-sama kita membangun tanah air tercinta kita,” pinta Angela.
Angela menjelaskan berdasarkan hasil riset Google, Bain dan Company pada Laporan e-Conomy South East Asia 2021 lalu, terdapat empat perkembangan positif terkait ekonomi digital Indonesia selama 2020 dan paruh pertama 2021.
Keempatnya adalah peningkatan sebanyak 21 juta konsumen digital baru. Nilai GMV (nilai barang dagangan kotor/gross merchandise value) di Indonesia diperkirakan mencapai 70 miliar dolar AS, dengan pertumbuhan Year on Year sebesar 49 persen.
Discussion about this post