PENASULTRA.ID, KONAWE UTARA – Bersama Yayasan Bahari (YARI), PT Aneka Tambang (ANTAM) Tbk Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Konawe Utara (Konut) menyalurkan tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) kepada masyarakat nelayan Desa Tapunopaka, Kecamatan Lasolo Kepulauan.
Bantuan kepada masyarakat nelayan ini diawali dengan sosialisasi dan koordinasi kegiatan program pembuatan Karamba Jaring Apung (KJA) di Balai Desa Tapunopaka pada Selasa 27 Desember 2022 lalu.
Adapun peserta dalam kegiatan ini terdiri dari lima orang tim YARI, satu staf CSR PT ANTAM UBPN Konut yang bertindak sebagai pendamping. Tidak hanya itu, perwakilan masyarakat Dusun I dan II sebanyak 10 orang serta kepada desa setempat ikut hadir dalam kegiatan tersebut.
Staf CSR PT ANTAM UBPN Konut, Idham Halik menyampaikan kepada peserta bahwa program ini merupakan bentuk kepedulian perusahaan kepada masyarakat Desa Tapunopaka untuk meningkatkan taraf ekonomi nelayan. Sebab, KJA nanti akan dikelola langsung oleh kelompok nelayan dan hasilnya pun mereka bakal nikmati sendiri.
“Harapannya karamba jarring apung ini dapat dikelola dengan baik dan berhasil sehingga kedepan dapat dikembangkan secara masif serta bisa menjadi salah satu wisata bahari yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat,” tutur Idham.
Direktur YARI, Abed R. Abdullah turut pula menambahkan. Kata dia, program ini merupakan pilot project (project percontohan) karena KJA yang diberikan baru empat petak dan dua buah rumpon ikan yang akan berfungsi sebagai tempat mencari pakan bagi biota yang dipelihara dalam karamba.
Abed berharap, masyarakat mau bersama-sama mendukung program ini terutama pada saat proses pengelolaan dan pemeliharaan bibit ikan dalam KJA.
“Karena tanpa dukungan dan keinginan untuk mengelola bersama-sama maka karamba ini akan sia–sia dan program tidak akan berhasil,” ujarnya.
Lebih jauh Abed menjelang soal jenis biota yang akan dibudidayakan dalam KJA. Yaitu, sebanyak 10.000 bibit ikan putih. Namun begitu, kedepan tidak menutup kemungkinan jika kelompok nelayan ingin memelihara biota lainnya seperti kerapu dan lobster nantinya akan disesuaikan dengan kondis karamba dan teknis pengelolaanya.
Terkait pendampingan program KJA ini, kata Abed akan berlangsung selama tiga bulan sesuai kontrak kerjasama.
“Setelah itu pengelolaan KJA dan rumpon akan diserahkan sepenuhnya kepada kelompok nelayan. Namun, YARI berkomitmen untuk terus melakukan pemantauan dan pendampingan teknis budidaya. Bahkan, akan membantu kelompok nelayan sampai panen dan pemasaran hasil panennya,” papar Abed.
Discussion about this post