PENASULTRA.ID, KENDARI – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menetapkan 10 Proyek Strategis Nasional (PSN) di 2023. Termasuk empat proyek yang disesuaikan nomenklaturnya dalam daftar PSN.
Tiga PSN diantaranya berada di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Ketiganya yakni Kawasan Industri Indonesia Pomalaa Industry Park yang berada di Kabupaten Kolaka. Kemudian Kawasan Industri Motui di Kabupaten Konawe Utara (Konut) dan Kawasan Industri Kendari.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Sultra, Parinringi mengatakan, tiga PSN di Sultra tersebut satu diantaranya berstatus penanaman modal asing (PMA) dan dua lainnya berstatus penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Kawasan Industri Indonesia Pomalaa Industry Park merupakan PMA yang dikelola oleh PT Indonesia Pomalaa Industry Park. Sedangkan Kawasan Industri Motui dikelola oleh badan usaha PT Nusantara Industri Sejati serta Kawasan Industri Kendari dikelola oleh PT Kendari Kawasan Industri Terpadu.
Menurut Parinringi, sesuai data per triwulan IV 2022, PT Indonesia Pomalaa Industry Park sudah melakukan penambahan nilai investasi hingga Rp18,9 triliun. Sementara untuk Triwulan IV 2022, PT Kendari Kawasan Industri Terpadu juga telah melakukan penambahan nilai investasi yang mencapai Rp12,3 triliun.
“Untuk PT Nusantara Industri Sejati dengan penambahan nilai investasi sebesar Rp1,06 triliun,” kata Parinringi dalam keterangannya beberapa waktu lalu.
PSN yang ada di Sultra ini akan didorong percepatan pembangunannya sebagaimana arahan Kementerian Perekonomian. Sehingga diharapkan dampak dari PSN ini secepatnya juga dapat dirasakan oleh masyarakat terutama pada sisi pertumbuhan ekonomi di Sultra.
“Sesuai arahan pemerintah pusat, tujuan proyek PSN ini difokuskan untuk menarik investasi swasta dan mendorong hilirisasi industri,” ujar Parinringi.
Kawasan Industri Pomalaa
Kawasan Industri Pomalaa merupakan salah satu industri smelter nikel berbasis High-Pressure Acid Leaching (HPAL) yang berada di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka.
Smelter ini milik PT Vale Indonesia (PT Vale) yang bekerja sama dengan Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited (Huayou) melalui Kolaka Nikel Indonesia (KNI).
Proses pembangunannya ditandai dengan ground breaking pada 27 November 2022 lalu yang disaksikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan dan Gubernur Sultra, Ali Mazi. Lalu Bupati Kolaka, Ahmad Safei dan CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy serta Chairman Huayou Zhejiang Cobalt, Chen.
CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy mengungkapkan, pembangunan smelter nikel ini ditargetkan rampung dan mulai beroperasi pada 2025 mendatang.
“Nilai investasinya mencapai 45 miliar US Dollar atau sekitar Rp67,5 triliun,” kata Febriany pada acara ground breaking saat itu.
Ia mengatakan, smelter ini akan memproses biji nikel limonit menggunakan teknologi HPAL dari Hoayou yang selanjutnya dapat diolah menjadi bahan utama baterai mobil listrik berupa Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan target produksi mencapai 120 ribu metrik ton nikel dan sekitar 15 ribu ton kobalt yang terkandung dalam MHP.
Discussion about this post