PENASULTRA.ID, KENDARI – Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia (RI), realisasi investasi atau penanaman modal pada Triwulan IV tahun 2022 di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencapai Rp5,63 triliun.
Hal tersebut dibenarkan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Sultra, Parinringi. Ia mengatakan, total nilai investasi Sultra pada triwulan IV 2022 terdiri dari penanaman modal asing (PMA) senilai Rp2,51 triliun serta penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp3,13 triliun.
“Jumlah tersebut berasal dari 56 perusahaan PMA dan 205 perusahaan PMDN. Di Triwulan IV 2022 ini para pengusaha banyak menanamkan modalnya di sektor industri makanan,” kata Parinringi dalam keterangannya, Kamis 9 Februari 2023.
Untuk realisasi investasi berdasarkan sektor, sektor industri makanan menyumbang angka Rp1.845,38 miliar. Disusul sektor pertambangan dengan jumlah realisasi investasi sebesar Rp1.371,78 miliar.
Kemudian sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatan dengan jumlah realisasi investasi senilai Rp1.153,63 milar.
“Lalu sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi dengan jumlah realisasi investasi sebesar Rp453,91 miliar serta sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran senilai Rp336,98 miliar,” ujar Parinringi.
Menurutnya, realisasi investasi terbesar berdasarkan kabupaten kota pada Triwulan IV 2022 berada di Kabupaten Bombana dan Konawe. Angka investasi di Bombana mencapai Rp2.284,69 miliar. Sementara di Konawe mencapai Rp1.943,24 miliar.
“Selanjutnya ada Kota Kendari dengan capaian investasi sebesar Rp743,66 miliar dan Kabupaten Kolaka Rp223,67 miliar serta Kabupaten Buton senilai Rp221,13 miliar,” urai Parinringi.

Dalam catatan realisasi investasi ini, Hongkong menjadi negara terbesar penanam modal di Sultra dengan investasi mencapai Rp1.749,13 miliar. Diikuti Singapura dengan investasi senilai Rp371,53 miliar dan Tiongkok dengan investasi mencapai Rp349,09 miliar.
Peluang Investasi di Sultra
Parinringi menjelaskan, DPM PTSP Sultra akan terus menggenjot pencapaian investasi atau penanaman modal di Bumi Anoa sebagai salah satu prioritas pembangunan Sultra tahun 2018-2023, yakni terwujudnya Sultra yang aman, maju, sejahtera dan bermartabat.
Hal itu sejalan dengan visi misi pembangunan Gubernur Sultra, Ali Mazi dalam konsep “Gerakan Akselerasi Pemerataan Pembangunan Wilayah Daratan dan Lautan atau Kepulauan” atau dikenal dengan Garbarata.
Gubernur Sultra, Ali Mazi mengatakan, daerah Sultra saat ini sangat diminati dan telah menjadi tujuan tempat untuk berinvestasi, karena menawarkan banyak pilihan potensi serta memiliki daya tarik yang kuat bagi para investor nasional dan asing.
“Mencermati kondisi tersebut pemerintah pusat dan daerah memberi dukungan dan memotivasi pelaku usaha industri kearifan di daerah ini, agar turut serta upaya pengembangan potensi daerah yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Ali Mazi dikutip dari laman Jurnal Gubernur Sultra.
Tak hanya sektor-sektor usaha besar yang bakal diberikan dukungan untuk terus bertumbuh, Ali Mazi juga menyebutkan, usaha mikro kecil menengah (UMKM) menjadi sektor yang cukup kuat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Sebab, mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar serta memberikan dampak ekonomi secara langsung pada kehidupan masyarakat sekitar.
Ali Mazi mengatakan, masyarakat harus meningkatkan kecintaan kepada produk-produk dalam negeri atau daerah, terutama produk UMKM. Hal itu agar menjadi komoditas perdagangan yang memiliki daya saing tinggi, dalam mengisi pasar domestik seperti kain tenun Masalili yang telah tembus pasar internasional.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra, kata Ali Mazi, melalui DPM PTSP Sultra akan terus berupaya untuk mempromosikan potensi dan peluang-peluang investasi UMKM yang ada di daerah. Salah satunya dengan menggelar pameran potensi unggulan.

Discussion about this post