PENASULTRA.ID, JAKARTA – Rektor Universitas Yarsi Prof. dr. Fasli Jalal yang hadir sebagai salah satu narasumber saat sosialisasi dan orientasi program pemberdayaan ekonomi keluarga dalam pelaksanaan Pro PN tahun 2023 Provinsi DKI Jakarta yang dilaksanakan secara hybrid melalui Zoom Meeting pada Jumat, 9 Juni 2023 membahas tentang makanan bergizi untuk pencegahan stunting.
Mantan Kepala BKKBN periode 2013-2015 itu mengatakan, kualitas sumber daya manusia ditentukan dari ketahanan tubuh anak secara jasmani sampai balita dan berapa tahun anak bisa menyelesaikan pendidikannya. Sebagaimana berdasarkan pengalamannya Indonesia sering dijadikan target ejekan akan kualitas pendidikan yang ada.
”Anak Indonesia bersekolah, ‘dia schooling’ katanya, dia bersekolah, but not learning, jadi tidak belajar karena apa, karena memang kualitas pembelajaran kita itu masih rendah, dan itu ditunjukkan oleh tes yang namanya PISA,” kata dr. Fasli.
Hasil tes justru menunjukan, nilai kecanggihan berpikir anak Indonesia hampir 20 tahun tidak berubah, meskipun berbagai bantuan untuk sektor pendidikan sudah diberikan. Jika stunting masih belum bisa terselesaikan dalam waktu yang cepat, hal ini akan memberikan kerugian yang sangat besar dengan perkiraan kerugian sebesar 20–30 miliar US Dollar, kira-kira 300–450 triliun rupiah.
”Padahal kalau itu kita pakai untuk program kita, berapa dana kita sekarang pak? 4 triliun 100 kali lipat, bayangkan jadi berarti ini bukan hal yang sederhana. Inilah yang membuat kenapa stunting ini penting, bukan karena fisik 1cm-2cm itu, itu biasa aja, tapi yang paling baik adalah otaknya itu,” tambah dr. Fasli.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyelenggarakan sosialisasi dan orientasi program pemberdayaan ekonomi keluarga dalam pelaksanaan Pro PN tahun 2023 ini menghadirkan beberapa narasumber ahli.
Selain Rektor Universitas Yarsi, BKKBN juga mengundang Deputi Rumah sehat BAZNAS, Direktur Corporate Affairs PT Nestlé Indonesia, Direktur Direktorat Pemberdayaan Ekonomi Keluarga, dan Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Kesejahteraan Keluarga (PMKK).
Discussion about this post