PENASULTRA.ID, JAKARTA – Di era yang mengedepankan pencapaian sustainable development goals seperti sekarang, sebagian korporasi besar telah bertransformasi untuk bervisi sustainability advantage (keunggulan keberlanjutan), bukan sekadar keunggulan komparatif (comparative advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage).
Mereka telah menyadari bahwa kegiatan ekstraksi pertambangan sangat penting mendukung aktivitas manusia pada saat ini, tetapi di saat yang bersamaan kegiatan tidak boleh mengorbankan kelestarian lingkungan.
Prof. Bustanul Arifin, Ekonom Senior INDEF dan Dosen IPB University mengatakan, kepedulian perusahaan swasta besar dalam pelestarian keanekaragaman hayati di daerah sekitar wilayah operasinya tidak hanya dimaksudkan sekadar berpartisipasi pada program Pemerintah, tapi juga untuk perbaikan tingkat kebersaingan (competitiveness) dan keberlanjutan (sustainability) atau kepedulian bagi masa depan generasi mendatang.
Sejalan dengan tuntutan itu, untuk melestarikan lingkungan sekaligus mengekstraksi sumber daya alam, perusahaan pertambangan perlu memprioritaskan praktik yang bertanggung jawab, menggunakan teknologi yang lebih bersih, dan secara aktif terlibat dalam usaha menjaga kestabilan ekologis lingkungan pertambangan.
Kebijakan pelestarian alam yang banyak dilakukan dan membutuhkan investasi yang tidak sedikit adalah dengan mengintegrasikan aspek keberlanjutan ke dalam semua kegiatan operasi pertambangan.
Termasuk pendirian Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Sawerigading Wallacea yang dibangun PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) sebagai usaha untuk memastikan ekosistem asli tetap terjaga dan menjaga biodiversitas di daerah tambang.
Tujuannya adalah untuk mencapai keseimbangan antara ekstraksi sumber daya dan pelestarian lingkungan, memastikan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan untuk generasi mendatang. Taman Kehati Sawerigading Wallacea menghadirkan pertambangan hijau yang terintegrasi.
Discussion about this post