PENASULTRA.ID, KOLAKA UTARA – Penurunan angka prevalensi stunting di tanah air dari 2013 sampai 2016 rata-rata mencapai 1,3% per tahun, yakni dari 37,2% pada 2013 menjadi 34% pada 2016.
Sedangkan dari 2016 sampai 2021 rata-rata turun 1,6% per tahun dan dari 2021 sampai 2022 rata-rata turun 2,8% per tahun. Sehingga, pada 2022 angka prevalensi stunting di Indonesia menjadi 21,6%.
Demikian sepenggal pernyataan Kepala Perwakilan BKKBN provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang diwakili oleh Ketua Tim Kerja Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting, Agus Salim saat memberikan sambutan pada kegiatan orientasi program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting bidang ketahanan keluarga tingkat Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Selasa 7 Mei 2024.
Orientasi tersebut diikuti oleh kader Bina Keluarga Balita (BKB), keluarga yang memiliki bayi bawah dua tahun (Baduta) berjumlah 60 orang, Pusat Informasi dan Konseling (PIK) remaja 40 orang yang terdiri dari para siswa dan Penyuluh Keluarga Berencana (PKB)/Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) 20 orang.
Selain orientasi Kartu Kembang Kembang (KKA) di kelompok BKB, pada kesempatan itu pula juga digelar kegiatan edukasi gizi dan anemia serta praktik baik Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) di balai penyuluhan yang dilaksanakan selama 1 hari.
“Terima kasih kepada Penjabat (Pj) Bupati Kolut dalam hal ini diwakili oleh Sekretaris Daerah (Sekda), Dr. Taupiq S yang telah membuka acara orientasi ini dan terima kasih juga kepada para guru pendamping bagi PIK-R yang berkesempatan hadir. Hal ini menandakan komitmen yang sangat besar dalam melaksanakan kegiatan ini,” ujar Agus Salim.
Menurutnya, rangkaian kegiatan di Kolut ini merupakan langkah awal untuk dapat memantau perkembangan anak sejak dari usia dini. Dengan menggunakan KKA bisa diketahui perkembangan balita apakah terindikasi stunting atau tidak.
Discussion about this post