PENASULTRA.ID, BUTON SELATAN – Pemerintah saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan intervensi Percepatan Penurunan Stunting (PPS) di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) pun melakukan hal yang sama. Salah satunya seperti yang dilakukan di Kabupaten Buton Selatan (Busel) pada Kamis 6 Juni 2024.
Diketahui, angka stunting di kabupaten yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Buton ini mengalami “surplus” atau naik turun. Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021angkanya paling tinggi di Sulawesi Tenggara hingga berada pada angka di atas 40 persen.
Kemudian, hasil SSGI 2022 mengalami penurunan menjadi 32,6 persen. Namun hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mengalami kenaikan lagi sebesar 4,5 persen menjadi 37,1 persen.
Tentu saja kenaikan tersebut membuat Pemda Busel merasa “gerah”. Pasalnya, selama 2023 seluruh lintas sektor pemerintah di kabupaten yang berbatasan dengan Kota Baubau tersebut telah banyak melakukan terobosan untuk menurunkan angka stunting ini.
Namun yang terjadi justru kembali naik, sehingga posisi Buton Selatan saat ini ada pada posisi kedua tertinggi di Sulawesi Tenggara. Berbeda sedikit saja dengan angka stunting Kabupaten Buton yang menempati posisi pertama yaitu 37,2 persen.
Menyikapi kondisi ini, Pemprov Sultra dalam hal ini Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) dengan menggandeng beberapa lintas sektor terkait, menggelar kegiatan Advokasi Komunikasi Informasi dan Edukasi (Advokasi KIE) dengan tajuk “Fasilitasi Pembimbingan, Pengembangan dan Penguatan Penyiapan Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK)”.
Discussion about this post