PENASULTRAID, KENDARI – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) di bawah kepemimpinan Penjabat (Pj.) Gubernur Andap Budhi Revianto sukses menekan angka inflasi pada September 2024.
Berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Selasa, 1 Oktober 2024, inflasi Sultra untuk periode September 2024 tercatat sebesar 1,06 persen year-on-year (yoy).
Angka ini menempatkan Sultra sebagai provinsi dengan inflasi terendah ketiga secara nasional, serta yang terendah di wilayah Sulawesi.
Selain itu, inflasi Sultra juga berada di bawah target nasional yang ditetapkan sebesar 2,5 persen dengan toleransi plus minus 1 persen.
Pj. Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto mengungkapkan bahwa penurunan inflasi ini menunjukkan keberhasilan Pemprov dalam menjaga kestabilan harga di daerah tersebut, terutama dalam beberapa bulan terakhir. Jika dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang mencapai 1,62 persen, terjadi penurunan sebesar 0,56 persen.
“Namun demikian, penurunan ini bukan berarti tantangan ekonomi di Sultra telah usai. Fluktuasi harga tetap perlu diwaspadai, terutama yang dapat berdampak pada daya beli masyarakat,” ungkap Pj. Gubernur dalam keterangannya.
Penurunan inflasi di September 2024 dipicu oleh deflasi bulanan sebesar -0,20 persen month-to-month (mtm). Beberapa komoditas yang menyumbang terhadap penurunan harga ini di antaranya cabai rawit, terong, beras, ikan layang, dan bayam.
Di sisi lain, inflasi tahunan sebesar 1,06 persen disebabkan oleh kenaikan harga sejumlah komoditas seperti sigaret kretek mesin (SKM), beras, mobil, gula pasir, dan emas perhiasan, yang menyumbang inflasi sebesar 0,68 persen.
Kabupaten Kolaka mencatat inflasi tahunan tertinggi di Sultra dengan angka 1,74 persen, didorong oleh kenaikan harga komoditas seperti emas perhiasan, ikan bolu, sigaret kretek mesin, ikan kembung, dan bayam. Sebaliknya, Kabupaten Konawe mencatat inflasi tahunan terendah dengan 0,43 persen.
Discussion about this post