PENASULTRAID, BAUBAU – Salah seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Baubau asal Partai Hanura, Naslia Alu kembali berulah di media sosial. Tingkah laku melalui ucapannya menuai kontroversi hingga menjadi sorotan publik.
Atas ulahnya, Naslia mendapat kecaman setelah melakukan live di akun tiktok pribadinya bernama Lia Alu beberapa waktu lalu.
Dalam siaran langsung tersebut, Naslia tidak hanya menanggapi komentar warganet dengan kalimat yang kasar dan cenderung merendahkan, tetapi juga menyampaikan tuduhan serius kepada insan pers yang dianggapnya telah memeras dirinya.
Dalam siaran langsung yang telah beredar luas dan menuai kritik tajam, salah satu netizen dengan akun bernama Cankcenk memberikan komentar, “Ko begini modelnya wakil rakyat.”
Komentar tersebut langsung dibalas oleh Naslia Alu dengan nada tinggi dan kalimat sinis, “Kenapa wakil rakyat kalau modelnya begini? Dapil berapa kau? Bukan juga kau yang coblos saya.”
Ungkapan tersebut memancing reaksi keras dari banyak pihak yang menilai bahwa pernyataan tersebut mencerminkan sikap arogan dan tidak layak diucapkan oleh seorang wakil rakyat.
Tak hanya itu, Naslia juga menyampaikan sejumlah pernyataan yang dianggap merendahkan masyarakat dan bernada ancaman.
Ia berkata, “Demo-demo saja. Mau demo di Polda, mau demo di mana saja terserah mereka. Banyak uangnya endorse-nya, supaya dia keluar-keluar juga uangnya endorse. Mau makan saja susah, apalagi mau bayar sound. Kalau masih kaya dulu, saya tumbu mulutnya satu-satu.”
Ucapan tersebut dinilai sangat provokatif dan mencerminkan sikap tidak pantas dari seseorang yang saat ini sedang mengemban amanah rakyat.
Dalam momen live TikTok itu pula, Naslia mengungkapkan bahwa dirinya kini lebih sering berada di Pasarwajo.
“Saya di Pasarwajo, kasihan. Sudah jadi orang-orang Pasarwajo. Pokoknya tiap hari bisa melancong di sini,” ucapnya, menimbulkan tanda tanya tentang seberapa besar perhatiannya terhadap konstituen di Dapil Baubau yang seharusnya menjadi prioritas sebagai wakil rakyat.
Yang lebih mencengangkan, Naslia secara terang-terangan menyebut bahwa pemberitaan media yang menyoroti dirinya merupakan bentuk pemerasan.
Ia menuding bahwa sejumlah wartawan yang meliput kasus dirinya telah mencoba meminta uang dalam jumlah besar.
“Mereka da liput itu. Habis meliput, da minta uangmi sama kita. Puluhan juta. Tidak dikasih, da ancam kita oknum wartawan itu. Sudah kita di-fitnah, diberitakan sana sini, ujung-ujungnya minta duit,” ujarnya merespons komentar dari akun bernama Olang China yang menyebut kasusnya sudah viral dan diliput banyak media.
“Kalau saya main preman, saya tidak main ancam, langsung bocor lamami. Saya tidak kasih keluar saya punya asli,” timpal Naslia dengan nada mengancam.
Sebagai pejabat publik, Naslia Alu seharusnya menjunjung tinggi kode etik DPRD Kota Baubau, yang secara tegas menuntut setiap anggotanya untuk menjaga sikap dan tutur kata yang mencerminkan kehormatan lembaga, menghormati harkat dan martabat rakyat yang diwakili, menghindari perilaku atau ucapan yang dapat mencederai kepercayaan publik terhadap DPRD.
Pernyataan Naslia Alu itu dinilai telah melanggar prinsip-prinsip dasar tersebut.
Pernyataan-pernyataan kasar dan tuduhan serius yang dilontarkan Naslia Alu tidak hanya menimbulkan kegaduhan di ruang digital, tetapi juga menuai kecaman keras dari berbagai pihak, termasuk organisasi media.
Menyikapi kejadian ini, Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kota Baubau, Gunardih Eshaya mengecam keras pernyataan Naslia yang dinilai merendahkan rakyat dan profesi wartawan dan juga mendesak agar Dewan Kehormatan DPRD Kota Baubau segera memanggil Naslia Alu dan menjatuhkan sanksi tegas.
Langkah ini dinilai penting untuk menjaga marwah lembaga legislatif serta memberikan pesan bahwa DPRD tidak mentolerir tindakan yang melecehkan rakyat.
Gunardih menegaskan bahwa sikap dan ucapan yang ditampilkan Naslia Alu sangat tidak pantas dan tidak mencerminkan etika seorang pejabat publik.
Discussion about this post