PENASULTRA.ID, KONAWE SELATAN – Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dari Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) mengadakan program yang berfokus pada penerapan teknologi hidrogel-nanomaterial untuk meningkatkan produktivitas cabai pada tanah salin di Pulau Baho, Desa Labuan Beropa, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel).
Kegiatan yang didanai oleh Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Bima) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) Republik Indonesia (RI) ini berlangsung dari Juli hingga Desember 2025.
PKM ini diketuai oleh Wd Syafitri Salsabila, S.Si., M.Si dengan anggota La Oge, SP., M.P dan Supriyadi, S.Ak., M.E serta melibatkan seluruh warga Dusun II dan III Desa Labuan Beropa sebagai peserta.
Wd Syafitri Salsabila mengatakan, Pulau Baho adalah daerah pesisir dengan kondisi tanah yang umumnya berpasir, berkadar garam tinggi, serta rendah unsur hara.
Kondisi ini membuat masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan sulit untuk mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber pendapatan tambahan.
Kondisi ini diperparah dengan akses geografis yang hanya dapat ditempuh melalui jalur laut, menyebabkan ketidakstabilan ekonomi bagi warga.
“Pulau ini rentan terhadap perubahan iklim. Sebagian besar dari masyarakatnya adalah nelayan yang sangat tergantung pada ekosistem pesisir. Kondisi perairan yang kadang tidak bersahabat menyebabkan nelayan sering menunda waktu penangkapan ikan sehingga mempengaruhi pendapatan perekonomian mereka,” kata Salsa, Senin 22 September 2025.

Oleh sebab itu, tim PKM Unsultra hadir untuk memberdayakan warga melalui budidaya cabai dengan mengalihfungsikan lahan salin menjadi lahan pertanian produktif. Cabai dipilih karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan serbaguna.
“Cabai dipilih karena dapat digunakan sebagai bahan pangan maupun obat-obatan,” ujar Salsa.
Selain penerapan teknologi hidrogel-nanomaterial, program ini juga mencakup berbagai kegiatan lain, seperti pelatihan budidaya, pengolahan pascapanen, pembentukan kelompok tani, dan manajemen usaha tani yang mandiri.
Discussion about this post