PENASULTRAID, BALI – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sultra menyelenggarakan kegiatan Capacity Building TPID dan TP2DD se-Sulawesi Tenggara di Provinsi Bali.
Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan TPID dan TP2DD dari seluruh 17 kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara, sebagai bagian dari upaya peningkatan kapasitas dan sinkronisasi program pengendalian inflasi serta digitalisasi transaksi pemerintah daerah.
Seluruh akomodasi dan fasilitasi kegiatan studi banding ini diselenggarakan berkat dukungan penuh dari Kantor Perwakilan BI Sultra, sebagai wujud nyata kemitraan strategis antara Bank Indonesia dan pemerintah daerah dalam mendukung stabilitas ekonomi dan transformasi digital.
Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dari Sultra, Bali serta Bank Indonesia, di antaranya, Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra Asrun Lio, Staf Ahli Gubernur Bali Bidang Ekonomi dan Keuangan I Wayan Ekadina, Plh. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Butet Linda HP, Deputi Kepala Perwakilan BI Sultra Rahadian Triaji.
Adapun narasumber kegiatan di antaranya, Kepala Biro Pengadaan Barang/Jasa dan Perekonomian Setda Provinsi Bali I Made Budi Adiana, Kepala Bidang Inovasi dan Pengelolaan Sistem Informasi Pendapatan Daerah Bapenda Bali Putu Mega Indrawan.
Dalam sambutannya, Sekda Sultra Asrun Lio menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Bali dan Kantor Perwakilan BI Bali atas kesediaannya menjadi tuan rumah kegiatan studi tiru ini. Bali dipilih karena keberhasilan TPID dan TP2DD-nya yang telah terbukti di tingkat nasional.
Di sisi lain, Provinsi Sulawesi Tenggara juga mencatatkan pencapaian yang membanggakan antara lain:
Empat TPID dari Sultra masuk nominasi penghargaan nasional, yaitu TPID Provinsi Sultra, TPID Kota Baubau, TPID Kabupaten Bombana, dan TPID Kabupaten Muna Barat. Seluruh pemda di Sultra berhasil meraih status “Pemda Digital” berdasarkan skor Indeks ETPD Semester I 2025, dengan nilai di atas 80%.
Per Agustus 2025, inflasi di Sultra tercatat mengalami deflasi sebesar 0,24% (mtm), namun secara tahunan mencapai 3,75% (yoy) — sedikit di atas rentang target nasional.
Discussion about this post