Pria kelahiran 1995 bernama lengkap Ahmad Dliya Almunabbih ini menggeluti dunia musik sejak kelas 5 SD. Lahir dan tumbuh di keluarga non-musisi tidak menghambatnya untuk mengasah kemampuannya bermain gitar.
Berawal dari mengidolakan Joe Satriani dan Steve Vai, ia termotivasi untuk menjadi gitaris melodis. Tingginya rasa ingin tahu akan musik membuat Abih tidak berhenti mempelajari gitar saja.
Semenjak SMA ia juga menekuni bermain keyboard secara otodidak. Sedikit banyak ia ter-influence oleh pentolan band Dewa, Ahmad Dhani, dan sejak itu pula dia mulai terbiasa menjadi music director di setiap penampilan musik.
Di masa kuliah, selain tergabung dalam beberapa komunitas musik dan band, Abih juga aktif mengajar musik. Berawal dari ada seorang dosen yang melihat kemampuannya dalam menjelaskan teori musik, ia diajak bekerja sama untuk membangun lembaga kursus musik di Malang.
Pada 2017, Abih bersama bandnya diundang oleh sebuah yayasan dari Auckland, New Zealand untuk datang dan melakukan beberapa project musik di sana. Di kesempatan itulah ia bertemu dengan sejumlah musisi dan seniman New Zealand yang notice dan mengapresiasi musikalitas Abih. Salah satunya adalah Terrence Underwood, seorang singer-songwriter ber-genre country.
Terrence menyayangkan posisi Abih saat itu yang hanya menjadi personil belakang di bandnya, sedangkan ia percaya Abih bisa melakukan lebih dari itu. Berkat dorongan dan support dari Terrence, Abih memulai perjalanannya untuk bersolo karir. Ia mulai bernyanyi dan mengerjakan project solonya sejak 2017.
Sedikit banyak terinspirasi oleh maestro Tanah Air, Fariz RM, dan berbekal pengalamannya menjadi music director di banyak project, Abih mengerjakan project-project solonya secara mandiri. Ia memproduksi dan memainkan semua instrument di tiap lagunya.
Sembari mengembangkan studio rekaman miliknya di Malang, ia terus mengasah skill dalam memproduksi musik hingga menangani banyak project. Tidak hanya menggarap projectnya sendiri, Abih juga telah menangani project-project kliennya baik lokal maupun luar negeri.
Pada 2022, Abih memutuskan untuk berhijrah ke Jakarta. Langkah tersebut ia lakukan dengan tujuan meng-upgrade level musikalitas serta memperluas circle-nya di kalangan musisi-musisi lain. Dia memulai perjalanan musiknya di Jakarta dari nol.
Hingga kini ia tergabung di beberapa project band regular serta menjadi session player beberapa penyanyi seperti Andina Julie, Marsha Zulkarnaen, dan Namira. Abih juga sempat menjadi session player untuk penampilan Titi DJ dan Anggi Marito. Di sela-sela kegiatannya itu ia menyempatkan diri untuk merampungkan perilisan albumnya.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post