Untuk produktivitas sapi Bali di Sultra pada sistem pemeliharaan semi intensif berbeda nyata lebih tinggi dibandingkan dengan sistem pemeliharaan ekstensif terkontrol, sedangkan berdasarkan wilayah pemeliharaan produktivitas sapi Bali antara kedua wilayah tidak berbeda.
Kemudian terdapat asosiasi yang kuat antara gen prolaktin dan produktivitas sapi Bali pada peternakan rakyat di Sultra. Produktivitas sapi Bali bergenotipe AA berbeda nyata lebih tinggi dibandingkan dengan genotipe AB dan BB pada kedua sistem pemeliharaan.
Sementara, produktivitas sapi Bali bergenotipe AA dan BB pada kedua wilayah tidak berbeda nyata, namun antara genotipe AA dan AB menunjukkan perbedaan yang nyata, di mana produktivitas sapi Bali di wilayah daratan lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah kepulauan.
Olehnya itu, Selamet Aku menyimpulkan bahwa produktivitas sapi Bali pada peternakan rakyat di Sultra dipengaruhi oleh sistem pemeliharaan, faktor lingkungan dan biomarka gen prolaktin.
Dengan adanya temuan baru dalam penelitian Selamet Aku khususnya mengenai gen prolaktin ini, Prof Harapin Hafid berharap kedepan ada tindak lanjut bersama pihak pemerintah daerah khususnya pada Dinas Pertanian atau Dinas Peternakan agar dikemudian hari dapat memberikan manfaat besar untuk masyarakat petani maupun peternak di Sultra.
Profil Achmad Selamet Aku
Achmad Selamet Aku, lahir di Kelurahan Mangga Kuning atau Foo Kuni, Kecamatan Katobu, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara pada 14 Juni 1972. Anak ke-6 dari 8 bersaudara dari pasangan La Aku (alm) dan Wa Ode Matia (Almh).
Discussion about this post