Lanjut dia, gebyar ramadan yang dilaksanakan di Masjid Syekh Abdul Wahid Kanakea itu sekaligus bisa menjadi pencarian bibit-bibit untuk dibina oleh daerah dari masing-masing peserta.
“Hasil dari gebyar ramadan bisa menjadi peserta pada lomba-lomba seperti Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), atau Seleksi Tilawatil Quran dan Hadits (STQH). Sehingga ini benar-benar bisa bermanfaat dan berkontribusi buat pembangunan pemahaman spiritual di Kota Baubau,” ujar dia.
Orang nomor satu di Kota Baubau itu berpesan kepada para peserta, agar berkompetisi dengan baik, terima kekalahan, yang menang hargai yang kalah, yang kalah jangan putus asa.
“Insyallah tahun depan, masih ada lagi kesempatan untuk mengikuti kegiatan ini. Dan jangan berhenti di tahun ini, tapi terus benahi diri supaya pada kompetisi berikutnya bisa bersaing dan meraih prestasi,” tutur Monianse.
Monianse berpesan, adik-adik mengikuti sebuah kompetisi, percayalah bahwa pengalaman sebagai seorang peserta lomba, itu akan berpengaruh besar pada pengembangan psikologis orang itu.
Discussion about this post