Mereka diharapkan menjadi penerus negara Indonesia untuk menjadikan bangsa ini menjadi lebih kuat secara ekonomi, berdaya saing dan tentunya menjadi negara yang bermartabat.
AJP mengingatkan, mereka yang saat ini masih berstatus pelajar, agar menyiapkan diri sebelum menghadapi dunia kerja. Kata dia, saat ini Sultra menjadi pusat perhatian dunia, tentunya dengan sumber daya alam (SDA) khususnya nikel yang begitu melimpah.
Tak heran banyak perusahan dari Tiongkok datang berinvestasi dan mendirikan pabrik smelter di Sultra. Bagi AJP, ini merupakan kesempatan siswa untuk giat memperkaya pengetahuan demi menangkap peluang pekerjaan yang sangat terbuka lebar.
Misal di bidang juru bicara bahasa Mandarin atau Cina. Perusahaan sangat membutuhkan keahlian ini menertejemahkan segala pekerjaan mereka tentunya.
Nah biasanya mereka merekrut pekerja yang punya keahlian ini dari luar Provinsi Sultra, seperti di Jawa dan sekitarnya. Ini kemudian yang tidak dimiliki oleh sumber daya manusia (SDM) di Sultra.
Makanya dia berharap, para siswa-siswi supaya mulai membuka diri untuk setidaknya belajar bahasa Mandarin. Jika sudah dimiliki keahlian itu, tentu perusahaan tidak akan mengambil juru bicara dari luar lagi.
“Ini kesempatan kita sebagai masyarakat lokal menangkap peluang itu. Tapi bukan berarti peluang lain kita kesampingkan. Silahkan yang mau jadi polisi, tentara, kepala daerah, yang penting selama itu bermanfaat untuk bangsa dan negara,” jelas Ketua DPD Ormas MKGR Sultra.
Sementara itu, salah satu pemateri Rizal Muchtasan mengungkapkan, empat pilar kebangsaan ini sangat penting bukan hanya kepada generasi muda tapi kepada seluruh masyarakat.
Menurutnya, empat pilar kebangsaan adalah tiang penyanggah yang kokoh, agar rakyat Indonesia merasa aman nyaman, tenteram dan sejahtera serta terhindar dari berbagai macam gangguan dan bencana.
Discussion about this post