<span style="font-size: 17px;"><strong>PENASULTRA.ID, KENDARI</strong> - Ketua Fraksi Partai Golkar Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tenggara (Sultra), Aksan Jaya Putra (AJP) menyoroti sejumlah pengerjaan atau proyek jalan gawean provinsi yang gagal terealisasi di tahun 2022.</span> <span style="font-size: 17px;">Sorotan tersebut diungkapkannya AJP usai DPRD Sultra menggelar Rapat Paripurna Laporan Keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sultra tahun 2022 beberapa hari yang lalu.</span> <span style="font-size: 17px;">Di dalam LKPJ Gubernur Sultra, terdapat proyek pengerjaan jalan yang terpaksa harus harus putus kontrak ditengah jalan. Diantaranya ruas jalan perkantoran gubernur sampai di ruas jalan Nanga-Nanga yang berada Kecamatan Kambu Kota Kendari.</span> <span style="font-size: 17px;">Menurut Aksan, Pemprov Sultra yang disetujui DPRD telah menganggarkan kurang lebih Rp5 miliar. Namun yang direalisasikan pihak kontraktor hanya Rp1,4 miliar dalam bentuk pengaspalan.</span> <span style="font-size: 17px;">Hal yang sama terjadi di ruas Jalan Ambaipua-Motaha dan Alangga-Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan (Konsel). Dua ruas ini diputus kontraknya lantaran kontraktornya tidak mampu mengerjakan.</span> <span style="font-size: 17px;">Dengan pemutusan kontrak ini, AJP menekankan kepada Dinas PU SDA dan Bina Marga Sultra supaya mengevaluasi kontraktor yang memenangkan tender pengaspalan di tiga ruas jalan tersebut.</span> <span style="font-size: 17px;">"Saya menyampaikan ke Kadis PU, ini harus di evaluasi, apa yang salah, apakah memang kontraktor yang belum berpengalaman atau tidak memiliki asphalt mixing plant (AMP) sehingga tidak mampu menyelesaikan," kata Aksan, Kamis 18 Mei 2023.</span> <span style="font-size: 17px;">Politisi Partai Golkar ini mengatakan, biasanya ada berbagai kendala yang kemungkinan menjadi faktor utama yang menyebabkan kontraktor tak mampu melanjutkan pengerjaan. Salah satunya harga satuan aspal, ini juga perlu dievaluasi.</span> <span style="font-size: 17px;">Sebab, dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), otomatis membuat harga material lainnya ikut naik, sehingga tidak sesuai lagi apa yang tertera di dalam kontrak dan realisasi pengerjaan.</span> <span style="font-size: 17px;">Olehnya, persoalan ini harus menjadi perhatian khusus, utamanya bagi Dinas PU SDA dan Bina Marga dalam rangka memaksimalkan pembangunan infrastruktur di Sultra.</span> <span style="font-size: 17px;">Walaupun proses lelang pengerjaan melalui Unit Layanan Pengadaan (ULP), tetapi pihak dinas dapat melakukan verifikasi ulang terkait kesiapan kontraktor apakah mampu atau tidak.</span> <span style="font-size: 17px;">"Ini harus menjadi perhatian khusus. Apalagi di bagian ruas jalan arah ke Nanga-Nanga ini kan menjadi persoalan. Di dalam kota, aspalnya gampang AMP-nya banyak, kok masih bisa putus kontrak," Aksan memungkas.</span> <strong><span style="font-size: 17px;">Penulis: Pyan</span></strong> <strong> <span style="font-size: 17px;">Editor: Yeni Marinda</span></strong><!--/data/user/0/com.samsung.android.app.notes/files/clipdata/clipdata_bodytext_230519_134937_428.sdocx--> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/w40sGU0Z_rM
Discussion about this post