Realisasi pengguna digital per September 2025 menunjukkan pertumbuhan yang solid, yakni pengguna Bank Sultra Mobile telah mencapai 115.513 user dengan target 150.271 user di akhir 2025.
Kemudian pengguna aktif kartu debit mencapai 57.151 user dengan target 90.023 user di Desember 2025. Lalu pengguna QRIS tercatat 37.165 user dan ditargetkan pertumbuhan signifikan hingga 50.135 user di akhir 2025.
Selanjutnya Best-Q Merchant (QRIS) Bank Sultra telah mengakuisisi 1.111 merchant yang menggunakan QRIS BeST-Q.
“Ekspansi ini bertujuan memperluas ekosistem pembayaran digital di seluruh wilayah Sultra,” beber Andri.
Fokus Kredit Produktif, KUR Alsintan
Di sektor kredit, Bank Sultra berkomitmen mendukung sektor produktif daerah. Untuk tahun 2025, Bank Sultra menetapkan fokus khusus pada penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan alokasi total Rp300 miliar.
Bank Sultra juga menjadi bank penyalur kredit usaha alat dan mesin pertanian (Alsintan) yang bekerja sama dengan Kementerian Pertanian. Kuota Alsintan 2025 ditetapkan sebesar Rp15 miliar.
Penyaluran KUR difokuskan pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan target Rp150 miliar serta perdagangan besar dan eceran dengan target Rp124,117 miliar.
Andri Permana mengatakan, strategi ini menegaskan peran Bank Sultra tidak hanya sebagai penyedia layanan digital modern, tetapi juga sebagai motor penggerak sektor riil dan pertanian daerah.
“Kami hadir untuk memastikan dana dan fasilitas kredit mengalir ke sektor-sektor produktif yang menjadi tulang punggung perekonomian Sultra,” Andri menambahkan.
KUB dengan Bank Jatim, Langkah Strategis untuk Kepatuhan dan Sinergi Positif
Bank Sultra menjadikan tahun 2025 sebagai momentum strategis untuk penguatan fundamental melalui skema Kelompok Usaha Bank (KUB) bersama Bank Jatim. Langkah ini merupakan wujud nyata kepatuhan Bank Sultra terhadap regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk pemenuhan modal inti.
Andri Permana menegaskan bahwa kemitraan ini bukan bentuk akuisisi. Bank Jatim berpartisipasi melalui penyertaan modal sebesar Rp100 miliar yang setara dengan kepemilikan minoritas, yaitu 3,26 persen saham.
Andri juga memastikan bahwa jika saham tersebut dapat dibeli kembali oleh pemegang saham daerah, jika modal inti Bank Sultra sudah mencukupi Rp3 triliun.
Pembentukan KUB ini membuka peluang sinergi bisnis yang positif bagi kedua bank, memungkinkan Bank Sultra untuk memanfaatkan sumber daya Bank Induk, meningkatkan daya saing, dan mempercepat transformasi digital.
Dengan fondasi keuangan yang kuat dan strategi ekspansi yang agresif, Bank Sultra siap melangkah maju sebagai bank yang tidak hanya unggul secara kinerja, tetapi juga adaptif terhadap perkembangan teknologi perbankan.
“Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan luar biasa dari seluruh pemegang saham, para stakeholders, dan khususnya para nasabah setia serta seluruh masyarakat Sultra, kepercayaan ini adalah modal utama kami,” tutur Andri.
“Kami berkomitmen untuk terus memajukan Bank Sultra. Kami menyadari, selama ini Bank Sultra masih erat dikenal sebagai bank penyalur gaji ASN. Namun, kini kami menegaskan bahwa Bank Sultra telah berevolusi menjadi bank umum yang modern dan kompetitif, siap menyediakan beragam produk dan layanan perbankan yang inovatif, relevan, dan unggul bagi seluruh lapisan masyarakat dan pelaku usaha di Sultra,” Andri memungkas.
Penulis: Yeni Marinda



Discussion about this post