<strong><a href="http://penasultra.id/" target="_blank" rel="noopener" data-saferedirecturl="https://www.google.com/url?q=http://PENASULTRA.ID&source=gmail&ust=1613726720809000&usg=AFQjCNFsZWmEhKvtqgEKliSA0dmtxhKUdw">PENASULTRA.ID</a>, MUNA</strong> – Wakadia, merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah Kecamatan Watopute, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Tenggara). Jika ingin bertandang ke desa tersebut, anda bisa menggunakan kendaraan roda empat ataupun roda dua. Jaraknya pun hanya kurang lebih 15 kilometer (km) dari Kota Raha (Ibu Kota Kabupaten Muna). Namun, dimusim penghujan seperti sekarang ini, anda mesti ekstra berhati-hati. Pasalnya, akses jalan masuk ke desa tersebut kondisinya sangat jelek, terdapat banyak lubang yang cukup besar serta digenangi air dan licin. Informasi yang dihimpun di lokasi, kerusakan jalan di Desa Wakadia sudah berlangsung cukup lama. Buntutnya, kondisi ini menjadi keluhan warga setempat. “Setahu saya, selama desa ini lahir, baru dua kali diaspal, itu pun terakhir sekitar sepuluhan tahunan lalu,” kata salah seorang warga Wakadia berinisial KR, Senin 23 November 2020. Menurutnya, jika musim penghujan, warga Wakadia disuguhkan dengan becek yang tergenang di lubang jalan yang terdapat hampir diseluruh jalur desa. <blockquote class="instagram-media" style="background: #FFF; border: 0; border-radius: 3px; box-shadow: 0 0 1px 0 rgba(0,0,0,0.5),0 1px 10px 0 rgba(0,0,0,0.15); margin: 1px; max-width: 540px; min-width: 326px; padding: 0; width: calc(100% - 2px);" data-instgrm-captioned="" data-instgrm-permalink="https://www.instagram.com/p/CUpWJQ_p13p/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading" data-instgrm-version="14"> <div style="padding: 16px;"> <div style="display: flex; flex-direction: row; align-items: center;"> <div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 50%; flex-grow: 0; height: 40px; margin-right: 14px; width: 40px;"></div> <div style="display: flex; flex-direction: column; flex-grow: 1; justify-content: center;"> <div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; margin-bottom: 6px; width: 100px;"></div> <div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; width: 60px;"></div> </div> </div> <div style="padding: 19% 0;"></div> <div style="display: block; height: 50px; margin: 0 auto 12px; width: 50px;"></div> <div style="padding-top: 8px;"> <div style="color: #3897f0; font-family: Arial,sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 550; line-height: 18px;">View this post on Instagram</div> </div> <div style="padding: 12.5% 0;"></div> <div style="display: flex; flex-direction: row; margin-bottom: 14px; align-items: center;"> <div> <div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 50%; height: 12.5px; width: 12.5px; transform: translateX(0px) translateY(7px);"></div> <div style="background-color: #f4f4f4; height: 12.5px; transform: rotate(-45deg) translateX(3px) translateY(1px); width: 12.5px; flex-grow: 0; margin-right: 14px; margin-left: 2px;"></div> <div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 50%; height: 12.5px; width: 12.5px; transform: translateX(9px) translateY(-18px);"></div> </div> <div style="margin-left: 8px;"> <div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 50%; flex-grow: 0; height: 20px; width: 20px;"></div> <div style="width: 0; height: 0; border-top: 2px solid transparent; border-left: 6px solid #f4f4f4; border-bottom: 2px solid transparent; transform: translateX(16px) translateY(-4px) rotate(30deg);"></div> </div> <div style="margin-left: auto;"> <div style="width: 0px; border-top: 8px solid #F4F4F4; border-right: 8px solid transparent; transform: translateY(16px);"></div> <div style="background-color: #f4f4f4; flex-grow: 0; height: 12px; width: 16px; transform: translateY(-4px);"></div> <div style="width: 0; height: 0; border-top: 8px solid #F4F4F4; border-left: 8px solid transparent; transform: translateY(-4px) translateX(8px);"></div> </div> </div> <div style="display: flex; flex-direction: column; flex-grow: 1; justify-content: center; margin-bottom: 24px;"> <div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; margin-bottom: 6px; width: 224px;"></div> <div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; width: 144px;"></div> </div> <p style="color: #c9c8cd; font-family: Arial,sans-serif; font-size: 14px; line-height: 17px; margin-bottom: 0; margin-top: 8px; overflow: hidden; padding: 8px 0 7px; text-align: center; text-overflow: ellipsis; white-space: nowrap;"><a style="color: #c9c8cd; font-family: Arial,sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: 17px; text-decoration: none;" href="https://www.instagram.com/p/CUpWJQ_p13p/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading" target="_blank" rel="noopener">A post shared by Penasultra.id (@penasultra.id)</a></p> </div></blockquote> <script async src="//www.instagram.com/embed.js"></script> Begitu pula sebaliknya, kata pria 41 tahun itu, ketika musim kemarau, warga desa “bermandikan” debu jalanan. “Beginilah keadaan kami, kami hanya berharap pemimpin kedepannya lebih peka terhadap kami. Tidak banyak permintaan kami, hanya jalan desa kami tolong diperbaiki,” ungkap KR. Sementara itu, Tokoh Masyarakat (Tomas) Desa Wakadia, La Dia menyebut, Wakadia merupakan desa terisolir. Pasalnya, desa yang dikelilingi beberapa desa lainnya itu, cukup susah terhubung satu dengan lainnya. Bukan karena jarak tempuh, akan tetapi akses jalan rusaklah yang jadi penyebab utama. “Kita disini susah, untuk ke Desa Bangunsari saja yang jaraknya hanya 5 km kita harus memutar melalui Kota Raha yang jaraknya lebih jauh. Saya tidak tau sampai kapan ini kami rasakan,” keluh La Dia. “Masyarakat yang mau menjual hasil pertanian dan kebunnya harus bersusah payah cari jalan bagus agar sampai ke tujuan,” pungkasnya. <strong>Penulis: Sudirman Behima</strong> <strong>Editor: Yeni Marinda</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/mUr0z0m1sKg
Discussion about this post