Sebelumnya, PT Vale telah menanam 1000 bibit mangrove jenis Rhizophora mucronata dan Rhizophora aviculata sebagai bagian dari Aksi Iklim dalam rangka memperingati Hari Ozon Sedunia.
Kegiatan tersebut, yang digelar di Desa Pasi-Pasi, Malili, Luwu Timur pada 28 September, dirangkaikan dengan pelepasan kepiting bakau.
Bupati Luwu Timur, H. Irwan Bachri Syam, melalui perwakilannya, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Luwu Timur, Masdin, menyampaikan apresiasi tinggi atas konsistensi PT Vale.
“Kami berterima kasih kepada PT Vale. Mereka hadir bukan hanya sebagai pelaku industri, tapi juga sebagai mitra strategis yang menjaga lingkungan. Langkah ini sekaligus menjadi motivasi untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan, utamanya di area pesisir,” beber Masdin.
Senada, Danlantamal VI Makassar, Brigjen TNI (Mar) Dr. Wahyudi, S.E., M.Tr.Hanla., M.M., M. Han, menambahkan bahwa kegiatan penanaman mangrove dan transplantasi terumbu karang juga merupakan bagian dari pertahanan negara di laut.
Menurutnya, TNI Angkatan Laut memiliki tanggung jawab moral dan strategis dalam menjaga wilayah perairan, termasuk ekosistem pesisir, melalui Lantamal VI yang secara aktif terlibat dalam program pelestarian pesisir dan pembinaan potensi wilayah maritim.
“Namun, kami sadar bahwa tugas besar ini tidak bisa dijalankan sendiri sehingga sinergi lintas sektoral antara TNI, pemerintah, dunia usaha seperti PT Vale, dan masyarakat sipil menjadi kunci untuk memastikan warisan laut dan pesisir bisa dinikmati oleh generasi mendatang,” kata Wahyudi, seraya mengungkapkan apresiasi atas inisiatif PT Vale yang konsisten mendukung kegiatan pelestarian lingkungan, termasuk kesadaran ekologis seperti penanaman mangrove dan transplantasi terumbu karang.
Kepala Desa Pasi-Pasi, Sofian Ibnu Hasim SE, juga mengungkapkan apresiasi atas pelaksanaan penanaman mangrove yang dinilai sangat bermanfaat bagi desanya. “Alhamdulillah hari ini merupakan kegiatan yang baik bagi desa dan harapannya bisa kami lanjutkan dan memperbanyak penanaman,” beber Sofian.
Di tengah tantangan global terkait perubahan iklim, PT Vale meyakini bahwa praktik pertambangan yang baik tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai ESG.
Restorasi ini bukan kegiatan insidental, melainkan bagian dari strategi jangka panjang untuk menyeimbangkan produktivitas industri dengan tanggung jawab terhadap bumi dan masyarakat. Dengan melibatkan masyarakat lokal, PT Vale juga membuka ruang bagi ekonomi kreatif dan penghidupan alternatif bagi kelompok rentan di wilayah pesisir.
“Restorasi ini bukan akhir, melainkan awal. Setiap mangrove yang tumbuh dan setiap terumbu yang pulih, adalah bukti bahwa industri bisa menjadi bagian dari solusi iklim,” Abu memungkas.
Penulis: Yeni Marinda
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post