<strong>PENASULTRA.ID, KENDARI -</strong> Saat menghadiri sidang paripurna DPRD Sultra yang mengagendakan penjelasan gubernur atas Rancangan Kebijakan Umum serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan (RKUPPAS-P) APBD Provinsi Sutra tahun anggaran 2021, gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi memaparkan kondisi perekonomian Provinsi Sultra dalam semester pertama, Senin 21 September 2021. Gubernur Sultra Ali Mazi mengatakan, kondisi perekonomian Sultra sampai dengan semester pertama 2021 tumbuh sebesar 4,21 persen dibanding semester pertama 2020. Kata dia, pertumbuhan terjadi pada semua lapangan usaha. Pengadaan listrik dan gas merupakan lapangan usaha yang memiliki pertumbuhan tertinggi sebesar 16,75 persen. "Diikuti jasa keuangan sebesar 11,36 persen, industri pengolahan sebesar 10,95 persen, dan penyediaan makan minum sebesar 10,49 persen. Sementara lapangan usaha lainnya tumbuh positif di bawah 10 persen," ungkap Ali Mazi. Ia berharap, pada semester kedua tahun ini, perekonomian Sultra semakin tumbuh seiring dengan membaiknya perekonomian nasional dan global. Sementara itu, lanjut dia, tekanan inflasi Sultra disepanjang 2021 diperkirakan sekitar 3-4 persen, dan berada pada sasaran inflasi nasional yaitu sebesar tiga persen. Peningkatan tersebut didorong oleh peningkatan aktivitas dan daya beli masyarakat seiring recovery perekonomian domestik. "Penerapan PPKM Mikro diakui menghambat peningkatan yang lebih tinggi dari aktivitas masyarakat, namun pemerintah daerah bersama Bank Indonesia berupaya mengendalikan inflasi melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)," tambahnya. Selama Triwulan II, lanjut Ali Mazi, pengendalian difokuskan pada upaya menjaga kestabilan harga melalui berbagai kegiatan yang menjamin ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi komoditas tertentu. Kemudian, tingkat pengangguran Sultra mengalami penurunan dari 4,58 persen pada semester kedua 2020 menjadi 4,22 persen pada semester pertama 2021. "Selain itu, dampak pandemi Covid-19 berangsur dapat diatasi. Jumlah pengangguran akibat pandemi menjadi berkurang sebesar 13,42 persen dari jumlah pengangguran akibat pandemi sebesar 10,7 ribu orang," bebernya. Pada aspek lain, tingkat kemiskinan sedikit mengalami perbaikan yaitu sebesar 11,66 persen dibanding 2020 sebesar 11,69 persen. Namun, tingkat ketimpangan pengeluaran masyarakat mengalami sedikit peningkatan yaitu sebesar 0,390 poin jika dibandingkan dengan tahun 2020 sebesar 0,388 poin. "Diharapkan pada semester kedua tahun 2021 tingkat ketimpangan pengeluaran masyarakat semakin rendah," pungkas Ali Mazi. <strong>Editor: Basisa</strong> <strong>Jangan lewatkan video terbaru:</strong> https://youtu.be/0W-wbOUeNCQ
Discussion about this post