“Saya hanya terima pesanan untuk dipakai fashion show. Paling banyak tenunan khas Muna, mungkin tenun Muna memiliki motif dan corak dengan pengembangan yang luar biasa, lebih modern dan kualitasnya bagus,” beber Amir.
Ia mengatakan, hasil busana dari kain tenun khas Sultra yang dipadukan dengan kain lainnya dijualnya dengan harga Rp9 hingga Rp10 jutaan per busana.
“Harga tenun Muna senilai Rp2 hingga Rp3 jutaan. Jika telah saya olah bisa menjadi Rp9 hingga 10 jutaan. Setiap desain yang cukup sulit hingga menjadi pakaian itu membutuhkan waktu satu hari sampai dua hari. Kalau pakaian yang biasa itu hari bisa 1 hari jadi lima kostum,” Amir menambahkan.
Hasil Desain Diperkenalkan Diajang Nasional dan Internasional
Karya Amir Malik juga telah dipamerkan dibeberapa ajang nasional, diantaranya pada event (kegiatan) Indonesia Fashion Week (IFW), Kriya Nusa dan Expo Forum Indonesia Maju.
Untuk IFW ia telah berpartisipasi sejak 2018 hingga 2023. Pada 2018 Amir Malik menampilkan sembilan karya dari bahan dasar tenun khas Kota Baubau.
Kemudian pada 2019 desainer senior Sultra ini mengusung tema Etnic Collaborate yang mengkolaborasi tiga jenis bahan tenun etnik yaitu Kota Kendari, Baubau dan Kabupaten Konawe Selatan (Konsel).
Lalu di 2023, Amir menampilkan sembilan rancangan tenun asal Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) dengan motif wulele sorume momahe atau anggrek sorume.
“2020 hingga 2022 covid jadi tak ada IFW,” tutur Malik.
Discussion about this post