Cinta Kota Kendari Sejak Kanak-kanak
Berkat kedekatannya dengan sang ayah, saat kanak-kanak Andi Sulolipu banyak belajar tentang dunia politik, termasuk cara memperjuangkan hajat hidup orang banyak melalui fondasi peduli sosial.
Meski sang ayah, Mayor TNI (Purn) H. Andi Baso Syamdaud berasal dari tanah Sulawesi Selatan (Sulsel), bukan berarti pria berusia 51 tahun itu dicap sebagai pendatang. Bagi Andi Sulolipu, jiwanya tak bisa dipisahkan dengan Kota Kendari. Sebab, ia lahir di Kota Kendari, tepatnya pada 11 September 1970 silam.
“Waktu itu beliau (sang ayah) setelah menjadi camat pindah menjadi kepala DPH dari tahun 1969 sampai 1970. Tahun itu juga ayah saya diangkat menjadi Ketua DPRD. Ketika beliau diangkat disitulah saya lahir pada 11 September tahun 1970,” kenang Andi Sulolipu saat ditemui baru-baru ini.
Andi Sulolipu sudah mewakafkan diri untuk menjadikan Kota Lulo sebagai tanah kelahiran yang ia cita-citakan dapat berkontribusi maksimal guna membangun Kota Kendari sejajar dengan kota-kota ternama lainnya yang ada di Indonesia.
Mengenang Masa Kecil
Dalam kesempatan bersama sejumlah awak media, Andi Sulolipu tak dapat menutupi kerinduannya dengan sosok sang ayah, Mayor TNI (Purn) H. Andi Baso Syamdaud. Ia bercerita mengenai kisah sang ayah saat pertama kali menginjakkan kaki di Sulawesi Tenggara pada 1968.
Kata dia, kala itu, ayahnya sempat ditunjuk menjadi Camat Wawonii, yang sekarang berubah nama menjadi Konawe Kepulauan pada tahun 1968-1969.
“Saya dua bersaudara lahir disini (Kota Kendari). Satu perempuan yang lainnya lahir di Sulawesi Selatan. Pada tahun 1970-1978 kami tinggal di daerah kota lama yang sekarang itu Jembatan Bahteramas,” beber Andi Sulolipu.
Bagi Andi Sulolipu, kota lama yang dahulu disebut Kandai tak pernah akan terlupakan. Pasalnya, ditempat itulah ia menikmati hari-harinya sebagai anak seorang pejabat militer yang dididik disiplin penuh tata krama.
Discussion about this post