“Tidak jauh dari dermaga. Di situ ada rumahnya pak Edi Sabara di atas, terus kami di bawah ada rumahnya Pak Abunawas juga. Disebelahnya lagi ada rumah-rumah Korem kemudian ada teater bioskop. Itulah tempat kita dulu,” tutur Alumni SMA Mandonga tahun 1988 itu.
“Saya lihat orang main layangan saya ingin main layangan. Kehidupan kita ini memang sudah kehidupan militer walaupun ayah saya ketua DPRD, tapikan ayah saya berbasis TNI. Jadi dia punya karakter TNI,” tambah Andi Sulolipu mengenang sosok sang ayah.
Dengan mengenal dekat sosok sang ayah, Andi Sulolipu jadi banyak tahu tentang arti kehidupan. Dari situ ia banyak belajar dan mengetahui lebih luas makna tanggung jawab.
Makna tanggung jawab itu akhirnya yang terus diimplementasikan Andi Sulolipu pada nilai-nilai sosial dan religius.
“Saya berharap bisa memberikan faedah kepada masyarakat di dunia dan di akhirat nanti sebagai catatan amal pahala,” katanya.
Kota Kendari, Kota Impian
Dengan segala daya dan upaya yang dimiliki, Andi Sulolipu bertekad akan mencurahkan segalanya untuk kemajuan Kota Lulo tercinta. Hal itu akan selalu terpatri dalam semangatnya karena baginya Kota Kendari adalah kota impian.
Menurut Andi Sulolipu, Kendari adalah miniatur Indonesia. Semua suku dan agama ada. Tentu narasi yang terbangun di tengah masyarakat yang heterogen adalah narasi persatuan bukan menggiring ke identitas.
“Kendari ini kan punya kita semua. Tentu kita harus menjaga Kendari agar tetap aman dan kondusif. Ajaran agama kita sudah jelas bahwa orang yang terbaik itu adalah yang senantiasa memberikan manfaat terhadap sesama sehingga dalam doa dan harapan semoga saya menjadi bagian yang memberikan manfaat untuk banyak orang, terutama masyarakat Kota Kendari,” pungkas Andi Sulolipu.
Penulis: Isnan
Editor: Irwan
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post