<strong>PENASULTRA.ID, KENDARI</strong> – Nama Ir. Andi Sulolipu saat ini mulai berkibar dan tengah menjadi perbincangan hangat warga Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Yah, itulah dia figur bersahaja yang senantiasa memotivasi banyak orang untuk bekerja profesional, ulet dan tuntas dengan orientasi kepentingan orang banyak. Selain dikenal bersahaja, Andi Sulolipu juga dikenal vokal dan tegas dalam memperjuangkan hak-hak serta aspirasi warga Kota Lulo --julukan Kota Kendari--. Awal karier politisi genius asal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut dimulai usai ia sukses melenggang mulus menuju kursi parlemen Kota Kendari pada Pilcaleg 2019 lalu melalui daerah pemilihan (Dapil) Kecamatan Kendari dan Kendari Barat. Namanya kian melejit setelah Andi Sulolipu mendeklarasikan diri siap bertarung pada Pemilihan Wali (Pilwali) Kota Kendari 2024 mendatang mendampingi Abdul Rasak, koleganya di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dari Partai NasDem. Nama Ketua Komisi II DPRD Kota Kendari itu makin familiar saat ia dan Abdul Rasak kompak turun langsung menyapa warga Metro dalam rangkaian Safari Ramadhan. [caption id="attachment_6302" align="alignnone" width="1280"]<img class="size-full wp-image-6302" src="https://penasultra.id/wp-content/uploads/2021/04/IMG-20210428-WA0001.jpg" alt="Pasangan Abdul Rasak-Andi Sulolipu saat safari Ramadan. Foto: Istimewa" width="1280" height="720" /> Pasangan Abdul Rasak-Andi Sulolipu saat safari Ramadan. Foto: Istimewa[/caption] <strong>Kepemimpinan Andi Sulolipu Diuji</strong> Berkat keluasan wawasan, cermat, dan pengalaman menyelesaikan persoalan secara efektif, segala urusan yang dibidangi Andi Sulolipu di Komisi II DPRD Kota Kendari nyaris tak ada yang tak bisa diselesaikan. Darah kepemimpinan seorang Andi Sulolipu kental dengan militer. Wajar saja, ia adalah putra Mayor TNI (Purn) H. Andi Baso Syamdaud. Berkat tempaan dan didikan sang ayah itulah, Andi Sulolipu tumbuh sebagai sosok pemimpin tangguh yang tak gampang menyerah oleh kondisi apapun. Bicara soal Andi Sulolipu, memang tak terlepas dari nama besar sosok Mayjend TNI (Purn) Andi Sumangerukka yang karib disapa ASR. Yah, karena mantan Pangdam XIV Hasanuddin itu adalah kakak kandung Andi Sulolipu. Namun jangan salah, Andi Sulolipu masuk di jajaran legislatif Kota Kendari, tak mengandalkan nama besar sang kakak. Sebab, ia melangkah jadi anggota dewan berkat kegigihannya bertarung di Pemilihan Calon Anggota Legislatif (Pilcaleg) 2019 lalu. Strategi politik yang ditempuh seorang Andi Sulolipu hingga mulus melangkah ke lembaga DPRD, lagi-lagi berkat kehebatan politiknya yang banyak belajar dari sang ayah yang juga pernah menduduki kursi legislatif. Mayor TNI (Purn) H. Andi Baso Syamdaud, diketahui pernah menjadi Ketua DPRD Kota Kendari periode 1970-1975. [caption id="attachment_11666" align="alignnone" width="1280"]<img class="size-full wp-image-11666" src="https://penasultra.id/wp-content/uploads/2021/07/IMG-20210711-WA0027.jpg" alt="Andi Sulolipu (kanan) bersama kakak Mayjend TNI (Purn) Andi Sumangerukka (kiri). Foto: Istimewa" width="1280" height="720" /> Andi Sulolipu (kanan) bersama kakak Mayjend TNI (Purn) Andi Sumangerukka (kiri). Foto: Istimewa[/caption] <strong>Cinta Kota Kendari Sejak Kanak-kanak</strong> Berkat kedekatannya dengan sang ayah, saat kanak-kanak Andi Sulolipu banyak belajar tentang dunia politik, termasuk cara memperjuangkan hajat hidup orang banyak melalui fondasi peduli sosial. Meski sang ayah, Mayor TNI (Purn) H. Andi Baso Syamdaud berasal dari tanah Sulawesi Selatan (Sulsel), bukan berarti pria berusia 51 tahun itu dicap sebagai pendatang. Bagi Andi Sulolipu, jiwanya tak bisa dipisahkan dengan Kota Kendari. Sebab, ia lahir di Kota Kendari, tepatnya pada 11 September 1970 silam. “Waktu itu beliau (sang ayah) setelah menjadi camat pindah menjadi kepala DPH dari tahun 1969 sampai 1970. Tahun itu juga ayah saya diangkat menjadi Ketua DPRD. Ketika beliau diangkat disitulah saya lahir pada 11 September tahun 1970," kenang Andi Sulolipu saat ditemui baru-baru ini. Andi Sulolipu sudah mewakafkan diri untuk menjadikan Kota Lulo sebagai tanah kelahiran yang ia cita-citakan dapat berkontribusi maksimal guna membangun Kota Kendari sejajar dengan kota-kota ternama lainnya yang ada di Indonesia. [caption id="attachment_11667" align="alignnone" width="1186"]<img class="size-full wp-image-11667" src="https://penasultra.id/wp-content/uploads/2021/07/IMG-20210711-WA0028.jpg" alt="Foto Mayor TNI (Purn) H. Andi Baso Syamdaud, ayah Andi Sulolipu. Foto: Istimewa" width="1186" height="850" /> Foto Mayor TNI (Purn) H. Andi Baso Syamdaud, ayah Andi Sulolipu. Foto: Istimewa[/caption] <strong>Mengenang Masa Kecil</strong> Dalam kesempatan bersama sejumlah awak media, Andi Sulolipu tak dapat menutupi kerinduannya dengan sosok sang ayah, Mayor TNI (Purn) H. Andi Baso Syamdaud. Ia bercerita mengenai kisah sang ayah saat pertama kali menginjakkan kaki di Sulawesi Tenggara pada 1968. Kata dia, kala itu, ayahnya sempat ditunjuk menjadi Camat Wawonii, yang sekarang berubah nama menjadi Konawe Kepulauan pada tahun 1968-1969. "Saya dua bersaudara lahir disini (Kota Kendari). Satu perempuan yang lainnya lahir di Sulawesi Selatan. Pada tahun 1970-1978 kami tinggal di daerah kota lama yang sekarang itu Jembatan Bahteramas,” beber Andi Sulolipu. Bagi Andi Sulolipu, kota lama yang dahulu disebut Kandai tak pernah akan terlupakan. Pasalnya, ditempat itulah ia menikmati hari-harinya sebagai anak seorang pejabat militer yang dididik disiplin penuh tata krama. “Tidak jauh dari dermaga. Di situ ada rumahnya pak Edi Sabara di atas, terus kami di bawah ada rumahnya Pak Abunawas juga. Disebelahnya lagi ada rumah-rumah Korem kemudian ada teater bioskop. Itulah tempat kita dulu," tutur Alumni SMA Mandonga tahun 1988 itu. "Saya lihat orang main layangan saya ingin main layangan. Kehidupan kita ini memang sudah kehidupan militer walaupun ayah saya ketua DPRD, tapikan ayah saya berbasis TNI. Jadi dia punya karakter TNI,” tambah Andi Sulolipu mengenang sosok sang ayah. Dengan mengenal dekat sosok sang ayah, Andi Sulolipu jadi banyak tahu tentang arti kehidupan. Dari situ ia banyak belajar dan mengetahui lebih luas makna tanggung jawab. Makna tanggung jawab itu akhirnya yang terus diimplementasikan Andi Sulolipu pada nilai-nilai sosial dan religius. "Saya berharap bisa memberikan faedah kepada masyarakat di dunia dan di akhirat nanti sebagai catatan amal pahala," katanya. [caption id="attachment_11668" align="alignnone" width="1024"]<img class="size-full wp-image-11668" src="https://penasultra.id/wp-content/uploads/2021/07/Jembatan-Teluk-Kendari.jpeg" alt="Jembatan Teluk Kendari. Foto: Int" width="1024" height="556" /> Jembatan Teluk Kendari. Foto: Int[/caption] <strong>Kota Kendari, Kota Impian</strong> Dengan segala daya dan upaya yang dimiliki, Andi Sulolipu bertekad akan mencurahkan segalanya untuk kemajuan Kota Lulo tercinta. Hal itu akan selalu terpatri dalam semangatnya karena baginya Kota Kendari adalah kota impian. Menurut Andi Sulolipu, Kendari adalah miniatur Indonesia. Semua suku dan agama ada. Tentu narasi yang terbangun di tengah masyarakat yang heterogen adalah narasi persatuan bukan menggiring ke identitas. “Kendari ini kan punya kita semua. Tentu kita harus menjaga Kendari agar tetap aman dan kondusif. Ajaran agama kita sudah jelas bahwa orang yang terbaik itu adalah yang senantiasa memberikan manfaat terhadap sesama sehingga dalam doa dan harapan semoga saya menjadi bagian yang memberikan manfaat untuk banyak orang, terutama masyarakat Kota Kendari,” pungkas Andi Sulolipu. <strong>Penulis: Isnan</strong> <strong>Editor: Irwan</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/ZLbfS9Vu0qw
Discussion about this post