<strong>PENASULTRAID, BAUBAU</strong> - Penyanyi asal Ternate yang terkenal lewat aplikasi TikTok Angga Dermawan, bakal tampil menghibur peserta diskusi literasi digital. Pelantun tembang Dola itu hadir sebagai bintang tamu diskusi yang akan digelar ”chip in” pada peluncuran bulan baca di Perpustakaan Umum Daerah Kota Baubau, Jumat 20 September pagi, mulai pukul 07.00 WITA. Mengusung tema ”Bebas Namun Terbatas: Berekspresi di Media Sosial” acara diskusi yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI bersama Dinas Pendidikan Kota Baubau itu, rencananya akan menghadirkan tiga narasumber. Mereka adalah Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Baubau Eko Prasetya, pegiat literasi digital Yusran Razikun, trainer sekaligus penulis La Ode Mu’jizat sebagai key opinion leader, dan Anna Nurawalia selaku moderator. ”Diskusi ini dapat diikuti secara gratis dengan mengisi link registrasi peserta di https://s.id/pendaftarankotabaubau2009. Peserta akan mendapatkan e-sertifikat, dan tersedia voucher e-wallet senilai Rp 1.000.000,- untuk 10 peserta yang mengajukan pertanyaan terbaik selama acara diskusi,” tulis Kemkominfo dalam rilis yang diterima awak media, Kamis 19 September 2024. Terkait tema webinar, Kemkominfo menjelaskan, internet dan media digital (media sosial) menawarkan kebebasan baru manusia dalam berekspresi. Namun, kebebasan tersebut tetap dibatasi oleh batasan tidak mengganggu orang lain. ”Berekspresi di media sosial memang bebas, namun dibatasi beberapa hal, seperti etika digital, dampak negatif bagi pihak lain, dan moderasi konten oleh pihak platform media sosial,” jelas Kemkominfo dalam rilis. Meskipun media sosial merupakan salah satu alat untuk berekspresi dan berpendapat di kehidupan nyata melalui dunia maya, kata Kemkominfo, namun kebebasan itu berlaku setara. ”Berlaku untuk semua orang, termasuk untuk kreator konten media sosial,” tegasnya. Kemkominfo menyebut, platform media sosial adalah perusahaan swasta yang dapat memoderasi konten yang diposting di situs web-nya tanpa melanggar hak amandemen pertama pengguna. ”Pengguna media sosial harus memastikan apa yang diposting tidak mengganggu dan berdampak negatif bagi pihak lain,” imbuh Kemkominfo. Diskusi literasi digital yang menyasar pelajar dan tenaga kependidikan di Kota Baubau ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman terkait kebebasan berekspresi melalui media sosial dan batasannya. Tujuannya, para pelajar dapat memanfaatkan internet secara positif dan tidak melanggar kebebasan orang lain. Untuk diketahui, diskusi luring di tengah peluncuran bulan baca seperti digelar di Kota Baubau ini, merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital. Sejak dimulai pada 2017, sampai dengan akhir 2023 program ini tercatat telah diikuti 24,6 juta orang. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024. Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia. Survei APJII juga menyebut, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 menyentuh angka 79,5 persen. Ada peningkatan 1,4 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pada 2018, penetrasi internet Indonesia tercatat berada di angka 64,8 persen. Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023. Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id. <strong>Editor: Ridho Achmed</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/eaecf1Deuxo
Discussion about this post