“Ada kesepakatan tertulis saat pertemuan itu diantaranya penganggaran pengaspalan jalan poros Angata sepanjang 10 km, perbaikan gorong-gorong dan saluran air yang rawan banjir, dan pembangunan jembatan mini di Desa Pua’a. Namun sampai saat ini kesepakatan itu tak kunjung direalisasikan,” bebernya.
Melihat kondisi jalan poros Angata- Ambaipua makin hari semakin rusak parah akibat dilintasi kendaraan bermuatan puluhan ton diluar dari kapasitas jalan, mahasiswa dan masyarakat melakukan blokade jalan untuk kesekian kali.
Sampai berita ini layak tayang, anggota DPRD Sultra belum memberikan pernyataan.
Discussion about this post