PENASULTRA.ID, GOWA – Memasuki libur panjang (long weekend), bepergian adalah hal yang digemari banyak orang, termasuk komunitas sepeda motor ataupun sekedar sekelompok teman yang ingin touring bersama.
Dalam kegiatan touring, dibutuhkan koordinasi yang baik dan etika berkendara yang lebih tinggi dibandingkan ketika solo riding, dan adanya kesadaran yang tinggi akan safety riding (keselamatan berkendara).
“Touring tidak hanya mementingkan aspek keseruan dan kesenangan saja. Ketika touring, banyak aspek safety riding yang perlu diperhatikan, mulai dari formasi berkendara, isyarat berkendara, hingga perlengkapan berkendara,” kata Wanny, Instruktur Safety Riding Asmo Sulsel, Sabtu 10 Mei 2025.
Olehnya ia memberikan tips seputar kegiatan touring sepeda motor, di antaranya, pertama briefing sebelum keberangkatan. Perlu adanya briefing terkait rute utama dan alternatif, titik kumpul, dan juga rundown kegiatan.
Kedua, atur formasi berkendara. Biasanya formasi yang baik adalah formasi zig-zag, dengan jarak aman antar motor sekitar 2-3 meter.
“Penempatan yang baik adalah RC (road captain) di depan, serta Sweeper di belakang. Formasi ini dapat didiskusikan dan disesuaikan dengan rute, serta jumlah motor yang berpartisipasi,” ujar Wanny.
Ketiga, menggunakan isyarat tangan dan kode touring. Komunikasi menjadi penting ketika berkendara secara berkelompok. Mengangkat tangan ke atas artinya berhenti. Mengayunkan tangan ke samping artinya belok kiri/kanan. Mengacungkan dua jari ke atas artinya ada rintangan di depan.
Discussion about this post