PENASULTRA.ID, BEIJING – Kesetaraan dan transparansi merupakan elemen kunci yang sangat penting dalam Inisiatif Jalur Sutra (Belt and Road Initiative) yang digagas oleh Tiongkok. Kesetaraan mengacu pada prinsip bahwa semua peserta dalam inisiatif ini harus mendapatkan manfaat yang seimbang, sementara transparansi menekankan pentingnya informasi terbuka dan jujur dalam pelaksanaan proyek-proyek ini.
Tiongkok telah berusaha untuk mempromosikan prinsip-prinsip ini dalam pelaksanaan proyek-proyek Belt and Road, dengan menekankan kerjasama yang adil, perlindungan lingkungan, serta pengawasan yang lebih baik terhadap proyek-proyek infrastruktur yang dilakukan. Namun, ada berbagai pandangan dan kontroversi terkait dengan pelaksanaan sebenarnya dari kesetaraan dan transparansi dalam praktek.
Dalam kegiatan Belt and Road Journalists Forum (BRJF) 2023 di Beijing, Republik Rakyat China (RRC), dari 12-19 Oktober 2023, bertema “Building a Beautiful Silk Road, Jointly Promoting Prosperity and Development” ini, mantan Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Atal S Depari berbicara di depan forum yang dihadiri 65 wartawan dari 36 negara.
Atal yang juga Presiden Konfederasi Asosiasi Jurnalis ASEAN (CAJ), mengangkat diskusi bertema “Membangun Jalur Sutra yang Indah, Bersama-sama Mendorong Kemakmuran dan Pembangunan,” sebuah topik yang sangat penting dalam konteks global saat ini.
“Jalur Sutra, dulunya merupakan jaringan jalur perdagangan kuno yang menghubungkan Timur dan Barat, melambangkan tidak hanya perdagangan bersejarah namun juga pertukaran dan kerja sama budaya. Saat ini, di abad ke-21, inisiatif sabuk dan jalan Tiongkok berupaya menghidupkan kembali dan memperluas warisan sejarah ini, membina kerja sama dan konektivitas antar negara. Jurnalis memainkan peran penting dalam membentuk persepsi dan pemahaman publik terhadap upaya ambisius ini,” papar Atal dalam keterangannya, Kamis 12 Oktober 2023 waktu setempat.
Dikatakannya, dalam semangat persatuan dan kolaborasi, PWI dan CAJ sangat yakin bahwa jurnalisme harus menjadi jembatan, bukan penghalang, dalam perjalanan menuju dunia yang lebih saling terhubung. Profesi wartawan mengemban tanggung jawab untuk meningkatkan pemahaman, memfasilitasi dialog, dan meminta pertanggungjawaban pihak yang berkuasa.
“Merupakan tugas kita untuk memberikan cakupan inisiatif sabuk dan jalan yang akurat, seimbang, dan komprehensif, menyoroti peluang, tantangan, dan dampaknya terhadap masyarakat yang terkena dampaknya,” tegas Atal.
Discussion about this post