Untuk membangun Jalur Sutra yang indah di era modern, menurut Presiden CAJ ini, wartawan harus fokus pada beberapa prinsip utama:
1. Transparansi: Pemerintah, dunia usaha, dan organisasi yang terlibat dalam inisiatif sabuk dan jalan harus memprioritaskan transparansi dalam operasi mereka. Keterbukaan ini memungkinkan jurnalis untuk melaporkan secara akurat dan membantu membangun kepercayaan antar negara.
2. Pertukaran Budaya: Jalur Sutra bukan hanya tentang perdagangan; itu adalah saluran pertukaran ide, budaya, dan tradisi. Jurnalis harus menyoroti kekayaan budaya yang dapat dijalin oleh inisiatif sabuk dan jalan, serta memupuk rasa saling menghormati dan menghargai.
3. Pembangunan Berkelanjutan: Sebagai jurnalis, wartawan harus memantau dengan cermat dampak lingkungan dan sosial dari proyek-proyek di sepanjang Belt and Road. Pembangunan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan sangat penting bagi keberhasilan jangka panjang dan keselarasan inisiatif ini.
4. Inklusivitas: Inisiatif sabuk dan jalan harus memberikan manfaat bagi semua negara yang berpartisipasi, bukan hanya segelintir orang saja. Jurnalis harus memperkuat suara komunitas yang terpinggirkan dan memastikan bahwa peluang dapat diakses oleh semua orang.
5. Resolusi Konflik: Dalam pemberitaan, jurnalis juga harus memperhatikan potensi konflik yang mungkin timbul akibat perbedaan kepentingan dan cara pandang. Mempromosikan dialog dan penyelesaian perselisihan secara damai sangat penting bagi keberhasilan inisiatif ini.
“Kesimpulannya, Inisiatif Satu Sabuk Satu Jalan (Belt and Road Initiative) merupakan upaya monumental yang menjanjikan kemakmuran dan pembangunan yang lebih besar bagi negara-negara yang berpartisipasi. Namun, untuk benar-benar membangun Jalur Sutra yang indah, kita harus menerapkan transparansi, pertukaran budaya, keberlanjutan, inklusivitas, dan resolusi konflik,” kata Atal.
Discussion about this post