Adapun makna dari kalimat hikmah tersebut bahwa wanita tiang negara adalah sebagai bentuk pokok kekuatan dan penghidupan. Tetapi makna ini tidak hanya sebagai makna penyokong tunggal moralitas suatu bangsa. Karena sesungguhnya tiang akan menjadi kuat jika didukung dengan komponen lainnya.
Dari itu, sungguh hal itu menjadi tanggung jawab bersama bagaimana menciptakan lingkungan yang dapat membentuk generasi mendatang menjadi generasi yang berbudi pekerti yang luhur.
Karenanya untuk membentuk generasi yang berakhlak mulia perlu disokong oleh beberapa pilar penting, di antaranya: Pertama, peran keluarga.
Keluarga merupakan pondasi utama dalam mendidik bagaimana anak-anaknya ke depannya. Karenanya dalam hal ini orang tua tentunya harus memiliki ilmu bagaimana dalam mengarahkan anaknya menjadi individu yang tak hanya cerdas secara akademis, namun juga mendidik anaknya agar memahami norma agama.
Kedua, kontrol masyarakat. Lingkungan masyarakat tentu tak kalah penting dalam membantu orang tua dalam menopang pendidikan yang telah diperoleh anak. Karenanya masyarakat tak boleh bersikap tak acuh ketika melihat generasi yang berprilaku negatif, sehingga dalam hal ini penting melakukan amar makruf nahi mungkar.
Ketiga, peran negara. Negara juga memiliki peran penting, sebab negara memiliki kekuatan hukum dalam membuat aturan dan memberi sanksi. Di antara peran negara lainnya, yakni menciptakan kondisi yang dapat membuat generasi yang tak hanya cerdas secara sains dan teknologi, tapi juga berakhlak mulia.
Hal itu juga dapat dilakukan dengan meniadakan berbagai media, baik media cetak maupun elektronik yang minim nilai edukasi atau berbagai hal yang dapat memicu timbulnya rangsangan syahwat. Pun negara mesti membantu memfilter berbagai pemahaman seperti pemahaman dan budaya liberal yang dapat merusak generasi bangsa.
Dengan demikian, sulit menciptakan generasi yang baik jika tidak didukung oleh peran keluarga, masyarakat dan negara. Karena itu penting adanya sinergi ketiga hal tersebut dalam menciptakan generasi yang tak hanya cerdas secara sains dan teknologi, namun juga memiliki budi pekerti yang luhur. Wallahu a’lam.(***)
Penulis: Freelance Writer/Guru SMAN 2 Unaaha
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post