<strong>PENASULTRA.ID, WAKATOBI</strong> - Volume sampah yang diproduksi masyarakat pusat Ibu Kota Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi tergolong tinggi. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) ternyata sampah yang diangkut sebanyak 30 ton setiap hari. 20 ton diantaranya merupakan sampah plastik. Pemda melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Wakatobi sampai saat ini masih kewalahan menjangkau 41 desa/kelurahan di Kecamatan Wangi-wangi dan Wangi-wangi Selatan untuk mengangkut sampah karena kekurangan sarana dan prasarana (Sarpras). Sejauh ini DLH hanya memiliki 6 mobil pengangkut sampah. Tidak hanya itu, DLH juga disinyalir belum memiliki konsep dan sarpras pengelolaan sampah yang modern dan bernilai ekonomis terhadap masyarakat. Untuk itu di awal Pemerintahan Haliana-Ilmiati Daud, pengelolaan sampah menjadi salah satu masalah serius yang harus dibenahi. Keseriusan Pemda terhadap pembenahan pengelolaan persampahan dapat dilihat dengan adanya tambahan sejumlah sarpras persampahan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik penugasan lingkungan hidup dan kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2021. Sarpras tersebut terdiri dari 4 unit mobil dump truk, 2 unit ambrol, 15 unit motor sampah tiga roda, 7 unit gerobak sampah, 7 unit kontainer sampah, 1 unit mesin press hidrolik sampah plastik, 1 unit mesin pencacah sampah yang hasilnya bisa menjadi pupuk kompos. Kepala DLH Wakatobi, Jaemuna mengatakan, dengan penambahan armada dan sarpras pihaknya akan memperluas wilayah pengangkutan sampah. Untuk Kecamatan Wangi-wangi Selatan diperluas sampai di Desa Liya Bahari. Sedangkan untuk Kecamatan Wangi-wangi akan diperluas sampai Desa Sombu dan Waha Raya. <blockquote class="twitter-tweet"> <p dir="ltr" lang="in">Video: Nelayan Bombana Hadang Rencana Reklamasi Pulau Basa <a href="https://t.co/zfQeFS96d4">https://t.co/zfQeFS96d4</a></p> — Penasultra.id (@penasultra_id) <a href="https://twitter.com/penasultra_id/status/1429098691915300865?ref_src=twsrc%5Etfw">August 21, 2021</a></blockquote> <script async src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script> "Jadi dengan adanya tambahan sarpras ini kita sudah bisa mengatasi persampahan kita serta pengelolaannya di TPA," terang Jaemuna dalam laporannya saat acara launching penggunaan sarpras persampahan di lapangan merdeka, Wangi-wangi, Jumat 21 Agustus 2021. Sementara itu, untuk mengatasi persampahan, menurut Bupati Wakatobi, Haliana, perlu adanya kolaborasi semua pihak terutama Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa. Baik dari segi pembiayaan maupun tenaga. "Saya minta kepada camat agar melakukan koordinasi dengan Pemdes di masing-masing wilayahnya agar mengaktifkan tenaga kebersihannya. Setiap sampah yang ada di lorong dan belakang rumah harus dibersihkan dan dibawa ke tempat sampah sebelum diangkut truk," tekan bupati dalam sambutannya sebelum melaunching penggunaan sarpras tersebut. Kedepan, untuk mewujudkan Wakatobi bebas sampah dan sebagai Kabupaten Konservasi maritim yang sehat, Cerdas, Religius, dan Sejahtera (Sentosa), kata Haliana, pihaknya juga akan meminta bantuan rumah daur ulang dan kapal untuk mengangkut sampah di laut. "Saya minta doanya kita semua agar upaya kita bisa disahuti pihak Kementerian," terang Haliana sembari berharap dengan adanya tambahan sarpras persampahan ini dapat mengurangi volume sampah yang mengganggu keindahan, kenyamanan dan kesehatan masyarakat. <strong>Penulis: Deni La Ode Bono</strong> <strong>Editor: Irwan</strong>
Discussion about this post