Sementara itu, Direktur Pengembangan Destinasi II Kemenparekraf, Wawan Gunawan menyatakan sepakat bersama dengan para stakeholder di NTB untuk melakukan program SINAKODA (sinergitas berbasis inovasi, adaptasi dan kolaborasi antara pusat dan daerah). Hal itu dilakukan agar dapat mencapai target sebagai desa wisata yang mandiri dan berkualitas.
“Kemenparekraf, Pemprov NTB, Pemkab Lombok Tengah dan Kabupaten lainnya siap mendukung dan mendampingi desa wisata di NTB. Dengan program Sinakoda, target desa wisata di NTB menjadi lebih maju dan mandiri,” kata Wawan.
Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, Yusron Hadi, menyebutkan bahwa dari 500 kandidat yang terpilih dalam Ajang Desa Wisata Indonesia, 20 desa diantaranya merupakan desa wisata yang berlokasi di NTB.
Hal tersebut mendorong pemerintah daerah untuk lebih giat lagi dalam mengembangkan desa wisata. Terlebih saat ini, hanya ada tiga persen dari desa wisata yang ada di NTB tergolong ke dalam kategori desa maju.
Hal ini disebabkan karena pengembangan desa wisata masih lemah dalam implementasi, terutama terkait anggaran.
“Perlu ada keberpihakan dari segi anggaran beserta penyediaan master plan untuk menunjukkan keseriusan dalam memajukan desa wisata di NTB. Kami dari Pemerintah Provinsi NTB mengapresiasi langkah Kemenparekraf yang selalu mendukung pengembangan destinasi di NTB,” ujar Yusron.
Selain itu, menurut Yusron, sustainability, accessibility, consistenc SDM dan juga tata kelola masih menjadi kendala dalam pengembangan desa wisata. “Perlu ada evaluasi dan pembenahan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk menunjukkan konsistensi pemerintah daerah dalam pengembangan desa wisata,” kata Yusron.
Penulis: Muhammad Jamil
Sumber: Kemenparekraf RI
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post