PENASULTRA.ID, NTB- Desa wisata (Deswita) menjadi salah satu daya tarik yang dimiliki oleh Nusa Tenggara Barat (NTB). Tercatat, sebanyak 20 desa telah berhasil masuk dalam daftar 500 desa wisata Indonesia di tahun 2022.
Deswita di NTB turut berkontribusi dengan ragam atraksi budaya dan kearifan lokal di ajang MotoGP Mandalika Maret 2022 lalu. Atraksi destinasi wisata yang dipersembahkan adalah murni mewakili NTB hingga mampu memukau kalangan wisatawan domestik maupun mancanegara.
Belum lagi soal ragam keunikan dari unsur ekonomi kreatif di daerah itu, seperti karya tenun, seni tari, seni musik, seni ketangkasan dan bela diri, kuliner, hingga rumah-rumah dengan gaya arsitektur tradisional.
Dalam rangkaian pagelaran MotoGP Mandalika, terdapat sejumlah desa wisata seperti Desa Bilebante dan Desa Sade menjadi desa yang terdampak positif dari adanya kegiatan internasional tersebut.
Momen yang telah ditunggu sejak 26 tahun silam itu dimanfaatkan dengan baik kalangan Desa wisata. Mereka berbenah dari waktu ke waktu. Utamanya desa yang berada di sekitar sirkuit pertamina Mandalika yang berupaya memoles objek wisata mereka hingga bernilai eksotik dan meningkatkan kepercayaan kalangan wisatawan terhadap Mandalika di mata dunia.
Hal ini juga menjadi sinyal positif bagi potensi wisata lainnya yang ada di kawasan hinterland (pedalaman) Mandalika untuk dapat merasakan manfaatnya.
Daya tarik Deswita di Mandalika pada akhirnya mendapat respon positif dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Instansi yang dipimpin Sandiaga Salahuddin Uno itu terus berupaya secara optimal mendorong pengembangan desa wisata yang ada di Mandalika.
Sehingga desa wisata menjadi lokomotif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Terlebih pada penyelenggaraan event sport bertaraf internasional di daerah tersebut telah menjadi magnet terbesar di mata dunia.
Karena itu, Mandalika ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata dalam Peraturan Pemerintah No. 52 tahun 2014. Oleh sebab itu, pengembangan desa wisata perlu digarap dengan maksimal, baik dari segi amenitas, atraksi, hingga aksesibilitas.
“Desa wisata menjadi fokus pengembangan destinasi wisata di era pandemi COVID-19. Sehingga ke depannya setelah pandemi, desa wisata diharapkan dapat menjadi tonggak perekonomian nasional,” kata Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Vinsensius Jemadu, dalam acara Focus Group Discussion Pemetaan Desa Wisata Penyangga di Mandalika di Hotel Aston Inn, Mataram, NTB, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, jika dilihat secara fisik, pengembangan desa wisata tentunya harus berkolaborasi dengan kementerian/lembaga lain. Kemudian dengan pengembangan produk wisata non-fisik seperti budaya dan kearifan lokal masyarakatnya.
“Kita akan terus dampingi, dan desa wisata akan memperkuat nilai tambah ekonomi di masyarakat desa,” terangnya dalam pers rilis Kemenparekraf, Minggu 24 April 2022.
Discussion about this post