Hal ini disebabkan karena pengembangan desa wisata masih lemah dalam implementasi, terutama terkait anggaran.
“Perlu ada keberpihakan dari segi anggaran beserta penyediaan master plan untuk menunjukkan keseriusan dalam memajukan desa wisata di NTB. Kami dari Pemerintah Provinsi NTB mengapresiasi langkah Kemenparekraf yang selalu mendukung pengembangan destinasi di NTB,” ujar Yusron.
Selain itu, menurut Yusron, sustainability, accessibility, consistenc SDM dan juga tata kelola masih menjadi kendala dalam pengembangan desa wisata. “Perlu ada evaluasi dan pembenahan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk menunjukkan konsistensi pemerintah daerah dalam pengembangan desa wisata,” kata Yusron.
Penulis: Muhammad Jamil
Sumber: Kemenparekraf RI
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post