<a href="http://penasultra.id/"><strong>PENASULTRA.ID</strong></a><strong>, KENDARI</strong> – Jangan remehkan kenaikan harga pada ikan segar. Sebab, komoditas tersebut ternyata menjadi pemicu utama deflasi pada Januari 2021 di Sulawesi Tenggara (Sultra). Deflasi Sultra tercatat sebesar 0,39 persen (mtm). Deflasi terjadi di dua kota yang menjadi basis perhitungan indeks harga konsumen (IHK) di Sultra yakni Kota Kendari dan Baubau, masing-masing mengalami deflasi 0,24 persen (mtm) dan 0,92 persen (mtm). Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tenggara (Sultra), Bimo Epyanto mengatakan, deflasi ini dipicu oleh penurunan tekanan inflasi pada kelompok transportasi dan kelompok makanan, minuman dan tembakau. “Kelompok transportasi mengalami deflasi sebesar 1,56 persen, sementara kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami deflasi sebesar 0,37 persen,” kata Bimo melalui rilis persnya, Selasa 2 Februari 2021. Menurutnya, pada kelompok makanan, minuman dan tembakau, deflasi didorong oleh penurunan harga yang cukup signifikan pada beberapa komoditas, terutama ikan segar. Diantaranya ikan kembung sebesar -8,51 persen dan ikan katamba sebesar -4.20 persen serta ikan bubara sebesar -11,73 persen. “Produksi yang stabil seiring gelombang yang kondusif menjadi faktor utama yang melatarbelakangi penurunan harga komoditas tersebut,” beber Bimo. Sementara, untuk kelompok transportasi, deflasi didorong oleh penurunan tekanan inflasi angkutan udara yang tercatat mengalami deflasi sebesar 7,66 persen atau memberikan andil sebesar -0,29 persen. “Ini merupakan andil deflasi terbesar pada bulan tersebut seiring penurunan permintaan pasca libur natal dan tahun baru,” terang Bimo. Ia memprediksi, pada Februari 2021, inflasi Sultra diperkirakan tetap terjaga meskipun sedikit mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya. Hal tersebut disebabkan oleh fenomena La Nina yang berdampak pada penurunan produksi komoditas sayur-sayuran di Sultra. “Disamping itu, berakhirnya masa panen raya padi dan rencana kenaikan harga cukai rokok dapat mendorong peningkatan inflasi pada periode mendatang,” ungkap Bimo. Meski demikian, penurunan harga komoditas bawang dapat menghambat peningkatan tekanan inflasi pada periode tersebut. Menyikapi berbagai tantangan yang akan dihadapi pada periode mendatang, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sultra bersama dengan TPID kabupaten kota berkomitmen untuk terus meningkatkan koordinasi dan sinergi termasuk dalam pemanfaatan data dan informasi untuk pengendalian inflasi pada tahun 2021. Salah satu upaya yang dilakukan yakni perbaikan mekanisme pengadaan dengan Kementrian Pertanian terkait komoditas cabai dan bawang. Tak hanya itu, peningkatan kerjasama antar daerah sebagaimana dengan MoU yang telah ditandatangi oleh Gubernur Sultra dan seluruh bupati dan walikota pada tahun 2019 juga akan terus dilakukan. “Upaya tersebut diharapkan dapat menjaga kestabilan pasokan di seluruh wilayah Sulawesi Tenggara sehingga mampu menstabilkan harga komoditas,” tutup Bimo. <strong>Penulis: Yeni Marinda</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/ZLbfS9Vu0qw
Discussion about this post