<strong>PENASULTRAID, JAKARTA</strong> - Lembaga kemanusiaan Aqsa Working Group (AWG) menolak dan mengecam keras rencana Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang akan mengambil alih Gaza dan memindahkan penduduknya ke negara-negara lain. Rencana ini disampaikan Trump setelah menerima Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu sebagai tamu kenegaraan pertama pada Selasa (4/2) lalu di Gedung Kapitol Washington D.C. Dalam pernyataan resminya AWG yang konsen pada pembelaan Palestina dan pembebasan Masjidil Aqsha menyebutkan bahwa penerimaan dan penyambutan atas kunjungan penjahat genosida itu membuktikan bahwa pemerintahan Trump sejatinya sama saja dengan rezim-rezim sebelumnya di Amerika, sebagai alat lobi Zionis (Yahudi). Rencana sepihak Donald Trump mengambil alih kontrol atas Gaza dan memindahkan penduduknya di luar Palestina merupakan pengkhianatan terhadap perjanjian gencatan senjata dan tindakan yang akan meningkatkan ketegangan politik di Timur Tengah. Menurut AWG merelokasi warga Gaza merupakan pengulangan kejahatan pengusiran warga Palestina pada 1947-1948 atau pembersihan etnis yang dilakukan oleh Zionis dibantu Amerika. AWG menuntut Amerika untuk berhenti ikut campur, membiayai bahkan mempersenjatai kejahatan Zionis Israel di Palestina. Sebab, campur tangan Amerika di Gaza hanya akan membawa penderitaan bagi rakyat Palestina dan menjauhkan perdamaian dari kawasan itu. “Sejarah mencatat, campur tangan Amerika di berbagai negara tidak pernah membawa kebaikan. Malah sebaliknya membawa bencana yang sangat sulit dan lama dipulihkan,” ungkap pernyataan AWG yang diterima, Jum’at 7 Februari 2025. AWG menyoroti keputusan Trump keluar dari keanggotaan di Dewan HAM PBB, UNESCO, dan UNRWA. Hal itu menurut AWG merupakan bukti bahwa Amerika sudah tidak lagi sejalan dengan komitmen perdamaian dunia. Amerika dan Zionis Israel tidak sejalan dengan prinsip-prinsip perdamaian yang dijunjung oleh lembaga-lembaga internasional seperti ICJ, ICC, dan PBB. Untuk itu, AWG menyerukan negara-negara anggota PBB agar segera mereformasi anggota Tetap Dewan Keamanan PBB, termasuk pencabutan hak veto karena tidak mencerminkan keadilan yang merupakan fondasi perdamaian. Selain itu, diserukan juga agar entitas Zionis Israel dikeluarkan dari keanggotaan PBB. AWG mengapresiasi negara-negara seperti Indonesia, Arab Saudi, Prancis, Spanyol, Tiongkok, Inggris dan negara lainnya yang dengan cepat menanggapi dan menolak rencana Trump. Penolakan ini merupakan wujud komitmen global terhadap perdamaian dunia dan menunjukkan solidaritas internasional dalam melawan ketidakadilan terhadap rakyat Palestina. <strong>Editor: Ridho Achmed</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/98criF9rzuE?si=uTVuAuVWNDRp6Jgn
Discussion about this post