Setelah menghitung anggaran yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp550 miliar, Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebanyak Rp58 miliar dan Dana Bagi Hasil (DBH) Rp37 miliar, kata Rajiun, sudah cukup memberikan peluang untuk memuluskan semua jalan rusak yang ada.
“Karna dari hasil hitungan kami ini bisa kita lakukan untuk menyelesaikan masalah infrastruktur jalan lingkungan, jalan kabupaten dan jalan usaha tani,” papar Rajiun.
Menanggapi jawaban dari Rajiun tersebut, Bachrun pesimis alias tak yakin, jika pasangan berakronim RahmaT-nya Muna itu dapat menuntaskan janji politiknya disaat ruang dalam anggaran Pemkab Muna yang tak memungkinkan alias kecil.
Bachrun bilang, kalau membangun infrastruktur hanya mengharapkan anggaran dari provinsi dan pusat tidak perlu keterlibatan bupati. Pasalnya, menurut Pelaksana tugas (Plt) Bupati Muna itu, hal tersebut cukup dilakukan oleh kepala bidang saja.
“Hari ini Muna kekurangan dana karna potensi kita tidak berkembang, karna kalau hanya meminta dari pusat semua bisa itu, tak perlu bupati untuk itu, kepala dinas saja,” ucap Bachrun.
“Kita bisa bikin apa saja kalau kita punya uang. Kalau hanya anggaran dari pusat, tidak perlu jadi bupati,” timpalnya.
Pernyataan pesimis serupa juga dilontarkan calon wakil Bachrun. Asrafil mengatakan, bagaimana bisa berkembang dan membangun infrastruktur jika tidak ditunjang dengan dana. Sebab, menurut Asrafil, jumlah APBD Muna saat ini hanya sebesar Rp1,3 triliun dan itu sudah dialokasikan untuk belanja pegawai sebesar 70 persen dan hanya tersisa 30 persen untuk pembangunan fisik.
“Nah hanya 30 persen dengan APBD Rp1,3 triliun, maka yakin dan percaya jalan-jalan tidak mampu akan diaspal secara keseluruhan. Oleh karenanya, untuk meningkatkan APBD harus kita prioritaskan, bagaimana cara kita mendapatkan dana sehingga APBD kita bisa cukup,” cetus Asrafil.
“Kita bisa berjanji, bagaimana kita bisa tingkatkan PAD itu yang pokok, apabila ada dana gampang sekali diaspal jalan itu,” tambahnya.
Discussion about this post