PENASULTRA.ID, KENDARI – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) H. Ali Mazi menghadiri uji beban statis dan dinamik jembatan Teluk Kendari, Sabtu 3 Oktober 2020.
Uji beban itu dihadiri Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ridwan Bae, Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Shaleh, Sekretaris Daerah Provinsi Sultra Nur Endang Abbas, sejumlah kepala OPD lingkup Pemprov, dan pejabat lingkup Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang menangani pembangunan jembatan.
Dalam sambutannya, Gubernur Sultra Ali Mazi menyampaikan rasa terima kasih kepada Tim Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) yang akan melakukan pengujian.
Kata Ali Mazi, wilayah bagian selatan Kota Kendari akan terhubung dengan daerah Poasia dan Pulau Bungkutoko. Kemudian dapat dikembangkan menjadi kawasan industri, pelabuhan, dan pemukiman baru. Pada gilirannya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal dan regional di wilayah tersebut.
Ia menambahkan, pihaknya akan menghadap ke Presiden Joko Widodo untuk meminta kesediaannya meresmikan Jembatan Teluk Kendari dan sejumlah proyek-proyek lainnya yang ada di Sultra.
“Tentu tidak mudah menghadirkan bapak Presiden di tengah suasana pandemi seperti ini. Namun, saya bersama pak Ridwan Bae selaku Wakil Ketua Komisi V akan berusaha meminta waktu beliau, sekaligus memberikan presentase terkait beberapa kegiatan-kegiatan strategis yang diupayakan Pemprov bersama DPR,” ungkap Ali.
Setiap kali melihat Jembatan Teluk Kendari, Ali Mazi kembali mengingat cita-citanya 15 tahun silam saat periode pertamanya memerintah tahun 2003-2008 yakni membangun jembatan yang menghubungkan Pulau Muna dan Pulau Buton.
“Di periode kedua saya memimpin daerah Sultra bersama bapak Lukman Abunawas, sangat berharap impian lama tersebut dapat terwujud. Dan alhamdulillah, saya memiliki keyakinan besar karena rencana pembangunan Jembatan Buton sudah mendapatkan respon positif dari Menteri PUPR,” sebutnya.
Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional XXI, Kendari Yohanis Tulak Todingrara menyebut, kemajuan pembangunan jembatan sudah mencapai 98 persen. Diperkirakan pada awal minggu pertama November mendatang, jembatan itu rampung seratus persen.
“Nanti akan ada pembahasan oleh para ahli dari Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ). Kita berharap ada dari pihak perguruan tinggi supaya ada transfer teknologi. Transfer knowledge,” tutur Yohanis.
Perwakilan dari KKJTJ, Dradjat Hoedajanto menjelaskan, uji beban statis dan dinamis yang dilakukan terhadap Jembatan Teluk Kendari merupakan prosedural yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan agar sebuah jembatan mendapatkan sertifikat laik fungsi.
Sambung Dradjat, sebenarnya ketika sebuah jembatan sudah berdiri, sudah tidak ada masalah. Sebab, beban yang paling berat itu sebenarnya dari struktur bangunan jembatan itu sendiri. Kalau kendaraan yang lewat sebenarnya itu sudah tidak masalah.
Discussion about this post