Tapi, kesederhanaan lingkungan keluarganya itu menjadi pelecut untuk bangkit. Di usia mudanya setelah kuliah, ia memilih buang diri di Jakarta. Rela mengikat perut demi mencapai impiannya. Menaklukan ibu kota.
Semangatnya yang pantang menyerah membawanya pada era saat ini. Menjadi tokoh politik yang kian diperhitungkan di belantika politik regional dan nasional. Apa yang telah dicapai Bang Jay telah mematahkan berbagai pandangan yang meremehkannya. Orang biasa seperti dia bisa apa?
Tapi begitu lah Bang Jay, tetap melapangkan hatinya seluas samudera. Keraguan adalah wajar adanya, tinggal cara menyikapinya. Memilih jatuh atau sebaliknya bangkit untuk membuktikannya.
Pencapaian Bang Jay ini, sekaligus menjadi pelajaran bagi generasi muda saat ini. Bahwa politisi berlatar belakang keluarga sederhana, nyatanya memiliki peluang yang sama dengan mereka yang kaya raya dan punya kuasa.
Termasuk kebanggaan bagi tanah kelahirannya, Pulau Muna. Jaelani ibarat oase di tengah krisis kaderisasi bumi Sowite yang memegang tampuk pimpinan partai politik di Sulawesi Tenggara. Ia membangunkan elit politik di kampungnya yang lama tertidur karena patronasi dan dogmatis bahwa : Mau belajar politik, datang di Muna.
Jaelani telah mengibarkan bendera sendiri. Bendera Mari Menghadirkan Cinta namanya. Ia paham tentang pentingnya regenerasi politik dengan afiliasi yang berbeda. Setidaknya, sumber daya tidak hanya dikelola oleh trah dan kelompok itu saja. Bendera yang levelnya lebih luas harus beragam agar sumber daya terdistribusi secara merata.
Semoga, Bang Jay tetap seperti yang kebanyakan orang kenal. Sederhana dan apa adanya. Selalu turun di bawah dan memperjuangkan kepentingan mereka yang papah. Tetap menebar Mari Menghadirkan Cinta.
Setiap orang punya masa, setiap masa punya orang. Begitu pula soal ujian dan amanah. Datang berdasarkan kadar, kesiapan dan kemampuan seseorang. Semakin tinggi pohon, semakin kencang angin menghembusnya.
Selamat kepada Bang Jay atas pelantikannya sebagai anggota DPR RI Daerah Pemilihan Sulawesi Tenggara (Sultra). Semoga amanah.
Penulis adalah Pegiat Literasi Taman Baca Langit
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post