Indeks pengentasan kemiskinan menjadi contoh bagi daerah lain ditengah Covid-19 hingga sekarang. Apalagi peningkatan mutu pendidikan yang selama ini menjadi program prioritasnya hampir terwujud 100% dengan mengirim mahasiswa pasca sarjana ke Luar Negeri.
View this post on Instagram
Bang Zul sendiri mendapat penghargaan dari Presiden Republik Indonesia dalam mengatasi masalah rumit ekonomi masyarakat ditengah Covid-19 melalui skema kebijakan pemberdayaan UMKM, IKM, UKM dan industri rumahan sehingga berdampak pada kemajuan ekonomi. Tentu semua itu, untuk kesejahteraan masyarakat NTB.
Beberapa waktu lalu, Minggu pertama bulan Juni, saat di Mataram keliling dinas-dinas. Saya coba assesmen pegawai-pegawai kantoran. Sengaja menanyakan hal-hal ringan dan tak masuk akal, misalnya apakah anda pernah foto bersama gubernur?. Jawabannya semua menjawab “ya pernah.” Pertanyaan ini indikator bahwa Gubernur NTB sangat baik, ramah, teduh dan adem.
Menurut pegawai-pegawai kantoran lingkup dinas-dinas Pemprov NTB bahwa: “Gubernur NTB bukan hanya foto, tetapi menanyakan kabar pribadi kita, keluarga, anak, kedua orangtua. Biasanya terakhir Gubernur bilang: kalau ada apa-apa kesulitan keluarga segera bilang ke saya”.
Bahkan saat saya menanyakan seorang pegawai, menurutnya: baru seorang Bang Zul Gubernur NTB menanyakan pribadinya selama ia menjadi PNS. Itupun ia langsung sedih dan sedikit meneteskan air matanya. Ia terharu, tersipu, dan merasa ada kehangatan seorang pemimpin mengalir dalam darah tubuhnya. Luar biasa.
Begitu juga, pandangan sekelompok diskusi sahabat yang datang ngopi bareng di Mima Caffe, mereka katakan: “Bang Zul merupakan Happy Central (pusat kebahagiaan rakyat). “Bang Zul Bukan Gubernur Biasa” yang hanya kerja-kerja rutinitas, seperti mimpin rapat, seremonial, upacara, kunjungan kerja dan/atau sekedar bubuh tandatangan resmikan sesuai proyek. Tetapi, Bang Zul telah menyelami, menikmati, dan merasakan sensitifnya perasaan rakyat (sense of crisis, sense of belonging, dan Sense of humor).
Discussion about this post