Sementara itu, Ketua HIPTI Sultra, Rusmin Abdul Gani menyambut baik inisiatif Baznas. Ia menilai langkah ini membuktikan bahwa dana keagamaan dapat dioptimalkan sebagai modal kerja, bukan sekadar bantuan konsumtif.
“Ini pertama kalinya pelaku UMKM binaan kami, seperti Sagu Momina, mendapatkan bantuan modal dari Baznas. Selama ini mereka biasanya bergantung pada pinjaman perbankan atau kredit usaha lainnya,” ujar Rusmin.
Menurutnya, Sagu Momina layak mendapatkan perhatian karena konsisten melestarikan pangan khas daerah dan telah menjadi produk unggulan yang kerap tampil di berbagai pameran kuliner serta diminati wisatawan lokal.
Ditempat yang sama, Kepala Baznas Sultra, Punardin mengatakan, total terdapat 113 penerima manfaat pada periode ini. Selain 100 paket sembako untuk pegawai non-ASN, terdapat 12 pelaku usaha kecil dari Kendari, Konawe, dan Konawe Selatan, serta satu unit usaha perbengkelan yang mendapatkan modal usaha.
Kriteria penerima bantuan modal adalah pelaku usaha dengan penghasilan di bawah Rp2 juta per bulan, seperti penjual ikan, pedagang makanan, hingga tukang cukur. Punardin menegaskan, tujuan utama bantuan ini adalah agar UMKM tidak lagi terjerat pinjaman koperasi yang berbunga tinggi.
“Banyak UMKM sulit berkembang karena harus melunasi bunga pinjaman. Baznas hadir untuk meminimalkan ketergantungan mereka pada koperasi dan memberikan ruang bagi usaha mereka untuk tumbuh secara mandiri,” Punardin memungkas.
Penulis: Yeni Marinda
Jangan lewatkan video populer:

Discussion about this post