<strong>PENASULTRA.ID, KENDARI</strong> - Usai diberlakukan beberapa bulan lalu, program Langit Biru (PLB) di Kendari ternyata mendapat respon positif dari masyarakat. Hal tersebut terbukti dari peningkatan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) berkualitas atau ramah lingkungan (Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo) yang cukup signifikan. Unit Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Regional Sulawesi, Laode Syarifuddin Mursali mengatakan, sesuai data, dalam dua bulan terakhir, konsumsi BBM ramah lingkungan di Kendari telah berada pada proporsi 91,7 persen dari total BBM jenis Gasoline (bensin) yang dikonsumsi oleh pengguna kendaraan di Kendari. "Sedangkan, proporsi konsumsi Premium menurun dengan persentase hanya 8,3 peren dari sebelumnya sekitar 27 persen," kata Laode melalui rilis persnya, Senin 7 Juni 2021. Menurutnya, konsumsi BBM ramah lingkungan tertinggi saat ini yang dikonsumsi oleh masyarakat Kendari adalah BBM jenis Pertalite RON (kadar oktan) 90 dengan angka proporsi 89,1 persen. “Sebelum diterapkan PLB, konsumsi BBM berkualitas dan ramah lingkungan di Kendari memang sudah tinggi dengan proporsi 72,4 persen. Sekarang terus meningkat. Inilah yang kami harapkan dari PLB, Pertamina mengedukasi manfaat BBM berkualitas dengan membuat masyarakat merasakan sendiri manfaatnya,” terang Laode. BBM berkualitas, katanya, memiliki kadar oktan tinggi, sehingga lebih ramah lingkungan karena rendah emisi. Bahkan, pabrikan kendaraan sudah mensyaratkan mobil-mobil keluaran 2000-an keatas menggunakan BBM minimal sekelas Pertalite. “Kami mengimbau masyarakat mengecek buku manual kendaraan masing-masing dan mencari nilai kompresi mesin kendaraannya. Rekomendasi BBM yang digunakan sesuai kompresi untuk motor biasanya tertulis pada tanki bensin, sedangkan untuk mobil biasanya tertulis pada kaca belakang," tambah Laode. Ia berharap, saat promo PLB berakhir nanti, masyarakat tetap menggunakan BBM berkualitas dan ramah lingkungan. “Jika membutuhkan informasi terkait layanan produk Pertamina dan program khusus Pertamina lainnya, masyarakat dapat langsung menghubungi Pertamina Call Center 135," tutup Laode. <strong>Penulis: Yeni Marinda</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/-SLY-qSzjtU
Discussion about this post