Bagas sebagai penulis dan pencipta lagu mengungkapkan kejenuhannya pada eksplorasi genre yang ia lakukan di single-single terdahulu. Hasilnya ia banyak bereksperimen dan melakukan modifikasi berkali-kali hingga akhirnya “Chew It All” tercipta dan lahir ke dunia.
“Chew It All” mengisahkan tentang sebuah penerimaan dan babak penutup setelah menghadapi sebuah kesusahan. Menelan kegetiran dan mencoba sekuat tenaga untuk bangkit, ketidakberdayaan setelah terhantam musibah pun akhirnya harus tetap dihadapi.
Dibantu oleh Iqbal Febrian dari Yallfears, sebuah artwork yang menunjukan foto rontgen paru-paru yang sesak menjadi visualisasi sampul untuk lagu berdurasi 3 menit 4 detik itu. Mixing dan mastering lagu ini dilakukan sendiri oleh Bagas dan memakan waktu kurang lebih 3 bulan dan berbagai penyesuaian, hingga semua personel sepakat untuk merilis versi yang paling mereka sukai untuk dilahirkan di dunia.
Sebuah sajian audio visual juga nantinya melengkapi perilisan ini yang menjadi ‘hadiah’ dari Beeswax untuk para pendengar yang telah setia menantikan karya terbaru mereka.
Discussion about this post