Data Ditjen Sumber Daya Air juga menunjukkan progres pembangunan Bendungan Ameroro hingga 1 Mei 2021 mencapai 4,08% dan direncanakan mulai pengisian awal (impounding) tahun 2023.
Sementara terkait pembangunan bendungan dilaksanakan dalam 2 paket pekerjaan yakni, paket I oleh kontraktor PT Wijaya Karya-PT Sumber Cahaya Agung-PT Basuki Rahmanta Putra (KSO) dan paket II oleh PT Hutama Karya- PT Adhi Karya (KSO) dengan biaya sebesar Rp 1,48 triliun.
Bendungan ini didesain dengan tipe urugan yang memiliki tinggi puncak mencapai 82 meter, panjang bendungan 324 meter, dan lebar 12 meter. Pada bangunan pelimpah memiliki elevasi ambang 122,50 meter dengan tipe Ogee, saluran pengelak berupa conduit beton ganda, dan tipe bangunan pengambil Submerged Intake Tower.
Selain sebagai penyedia air irigasi, Bendungan Ameroro juga memiliki manfaat lain untuk mengurangi risiko banjir di Kabupaten Konawe sebesar 66,99 m3/detik, penyuplai air baku 0,511 m3/detik, dan penyediaan potensi energi listrik sebesar 1,3 MW. Bendungan Ameroro berjarak sekitar 80 km dari Bandara Haluoleo di Kabupaten Konawe Selatan melalui jalur darat dan sekitar 77 km dari pusat Kota Kendari.
Penulis: Madan
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post