Sementara kampurui bewe poporoki, padhamalala dan kampurui bhata-bhatasi merupakan lilitan kepala yang dipakai oleh Sara Ogena (Sultan dan Pejabat Siolimbona). Untuk kampurui manumanu biasanya dipakai perangkat Sara Kidina yang disebut tungguna ganda.
“Setiap seseorang yang memakai kampurui itu menunjukan makna status sosial atau kedudukan atau pangkatnya di dalam adat Kesultanan Buton,” tutur Baharuddin.
Penulis: Yeni Marinda
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post